Cari Blog Ini

Senin, 06 Desember 2010

Mesin Meledak, 13 Besi Maut Tembus dari Perut Hingga Paha

Wang Chang'an, adalah seorang pekerja lapangan di Xi'an, China, berumur 24 tahun. Pada tanggal 2 November salah satu mesin pabrik tersebut rusak dan hancur berantakan. Besi-besi mesin tersebut berhamburan keluar dan tidak terelakan lagi menusuk pekerja yang saat itu sedang menangani mesin tersebut. Konon ke-13 Besi menusuk tembus dari perut sampai ke paha Wang Chang'an yang mengakibatkan Wang langsung dikirim ke rumah sakit ruang gawat darurat untuk mendapatkan perawatan segera mungkin.

Ke tiga belas besi tersebut mempunyai panjang 80 cm (terpanjang) dan 40 cm (terpendek) dengan diameter 6 mm sampai 8 mm. Bayangkan, besi-besi besar sejumlah 13 biji masuk dan menusuk ke paha. Pada tgl 2 November 2010 pukul 23.00pm, operasi dilakukan dalam situasi menegangkan







 

Ditemukan Danau Darah, Kelabang, Burung Raksasa, dan Kerbau Bertelinga Sarang Lebah Read more: wisben.com on blogger: Ditemukan Danau Darah, Kelabang, Burung Raksasa, dan Kerbau Bertelinga Sarang Lebah


Warga Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Sabtu (4/12/2010), menemukan danau yang permukaan airnya berwarna merah dengan luas 6 hektar di perbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare. Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau dalam waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan.



'Kami bersama rombongan 21 orang, termasuk dua paranormal, melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi dengan menelusuri tebing, hutan, dan perbukitan selama dua hari baru sampai di lokasi danau merah tersebut,' kata Asmidi, warga setempat, di Pagar Alam. Letak danau itu di sekitar perbukitan Raje Mandare, di perbatasan antara Kota Pagar Alam dan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, yang terkenal dengan banyak simpanan sejumlah peninggalan bersejarah, termasuk candi.

http://budgettravelerhell.com/wp-content/uploads/2009/06/giant-centipede1.jpg

Menurut dia, di daerah itu memang banyak hal yang aneh bisa ditemukan. Bukan hanya ada danau dengan air berwarna merah, melainkan juga ada lokasi yang menimbulkan aroma pandan bila malam hari. 'Namun anehnya, meskipun dilihat dari permukaan berwarna merah, tapi ketika air diambil menggunakan tangan dan diangkat ke permukaan, justru warnanya seperti biasa, bening dan jernih,' kata dia.

http://farm2.static.flickr.com/1080/695366409_56248dfd0d.jpg

Selain danau merah, di hutan Raje Mandare yang penuh keanehan itu juga ada sejumlah satwa raksasa. Misalnya, kelabang dengan lebar 30 cm dan panjangnya 50 cm, burung raksasa, dan kerbau yang telinganya ada sarang lebahnya.'

Panji Sang Penakluk Tewas Dicabik Komodo

Mengenaskan nasib pemuda penjinak ular yang sering tampil di televisi ini, saat melakukan syuting di pulau komodo untuk pengambilan gambar aksinya “menaklukan” kadal raksasa itu tanpa di duga sang komodo yang tampak gusar karena merasa terganggu, mengamuk dan menyerang panji secara membabi buta.


Aksi panji kali ini memang terbilang nekad, dengan gaya khas nya yang rusuh ia sengaja mengganggu hewan berukuran panjang sekitar 2,5 meter itu dengan cara menarik narik ekornya secara kasar. Melihat sang komodo itu tampak enggan melayani aksinya dan mencoba lari ke semak semak, panji makin kasar dan brutal menarik ekornya, hingga pada satu titik hewan peninggalan prasejarah itu benar2 tidak bisa menahan amarahnya, di kejarnya panji hingga beberapa puluh meter, panji yang tidak menyangka respon binatang tsb kalang kabut, lari pontang panting.

Panji sempat melemparkan tasnya ke arah komodo tsb dengan harapan mengalihkan perhatian binatang itu, tapi ternyata binatang tsb benar2 mengincar panji, dengan satu terkaman kuat rontoklah tangan kanan panji di sambar kadal raksasa itu, detik selanjutnya makin parah karena sang komodo benar2 melampiaskan kemarahan dan laparnya, setelah di cabik cabik, tampak isi perut panji di lalap habis… oh Tuhan malang benar nasib pemuda ini.

Kameraman yang mengambil gambar tak bisa berbuat apa apa, tapi ia tak ada pilihan lain kecuali terus mengarahkan kamera pada adegan mengerikan itu, jeritan panji yang memilukan minta tolong pun sontak hilang saat kuku tajam komodo tsb menggasak lehernya, crottt… srettt srett.. darah mengalir deras, hidup memang kejam.

Ya kira2 demikianlah berita yang gw baca di detik..com dalam mimpi gw waktu ketiduran di depan tv setelah liat aksi panji & komodo di salah satu tv swasta kemarin. Mungkin karena sebel liat aksinya bener2 nggak bermutu, konyol. Mengganggu hewan liar dengan kasar cuma demi kepentingan syuting, apa sih yg mau di tampilkan? Pamer keberanian lawan hewan buas? Apa manfaat yang kami dapat dari tontonan itu? cuma dongkol yg luar biasa sambil mengumpat “tengil banget nih anak, sok jagoan sama binatang”

Informasi yang doi kasih pun sangat2 lucu dan dangkal : “ya pemirsa, ini lah dia komodo (gak usah dibilang juga udah tau), ia binatang yang sangat buas dan bisa mengibas ngibaskan ekornya (ya mana ada binatang buas mengibas ngibaskan duit cebanan?) aya aya wae. Beda banget sama acara produksi luar seperti steve Irwin (alm) ato rob bredl yang ngasih banyak informasi2 penting seputar hewan yg di eksplore nya.


16 Hukuman Sadis Dalam Sejarah Kekaisaran Cina Kuno

http://docs.law.gwu.edu/facweb/dclarke/public/punishments/Punishment%20of%20the%20Cangue%20(6).jpg
http://docs.law.gwu.edu/facweb/dclarke/public/punishments/Punishment%20of%20the%20Bastinado%20(3).jpg
Dalam sejarah hukuman kuno di negara China, ada 16 jenis hukuman yang paling terkenal akan kesadisannya.


1. Dikuliti


Saat menguliti mulai dari tulang belakang, kulit punggung dibelah menjadi dua, perlahan-lahan pisahkan kulit dengan daging, dibuka seperti kupu-kupu yang mengembangkan sayapnya. Selain itu, ada sebuah cara lain untuk menguliti, entah berapa besar tingkat kevalidannya. Yaitu dengan mengubur orangnya di tanah, hanya terlihat kepalanya saja. Buat goresan berbentuk tanda (+) di atas kepala, lalu buka kulitnya, tuangkan mecury ke dalamnya.



Karena berat jenis mercury sangat berat, maka akan dapat memisahkan kulit dan daging, orang yang terbubur di tanah akan merasa sangat kesakitan, namun tidak dapat melepaskan diri. Lalu terakhir akan melompat keluar dari lubang, meninggalkan selembar kulit di tanah... lalu kulit tersebut dijadikan genderang, digantungkan di depan pengadilan untuk memperingatkan orang lain. Pada awalnya, hukuman dikuliti dilakukan setelah mati, kemudian berkembang menjadi dikuliti hidup-hidup.


2. Penggal pinggang


karena penggal pinggang adalah memisahkan tubuh seseorang dari bagian tengah, sedangkan organ-organ penting berada pada tubuh bagian atas, maka yang dihukum tidak akan segera mati, melainkan masih sadar dan memerlukan beberapa saat lagi hingga akhirnya mati. Saat Kaisar Chengzu dari dinasti Ming menghukum mati Fang Xiaoru, yang digunakan adalah penggal pinggang ini. Konon setelah dipenggal, Fang Xiaoru masih bisa merangkak dan menulis huruf 'cuan' (= merebut ; biasanya untuk merebut tahta) di tanah. Setelah menulis 12 setengah huruf, baru akhirnya mati.


3. Pisahkan dengan kereta


Nama lainnya adalah "membelah mayat dengan 5 kuda". Sangat sederhana, yaitu dengan mengikat kepala, kedua tangan & kedua kaki dengan tali, lalu ditarik oleh 5 ekor kuda ke 5 arah yang berbeda, sehingga tubuhnya terbelah menjadi 6 bagian. Konon Shang Yang dihukum mati dengan cara ini. Diperlukan tenaga besar jika ingin memisahkan tubuh orang menjadi 6 bagian, apalagi jika dengan ditarik. maka dapat dibayangkan penderitaan si penerima hukuman. Pada saat benar-benar sudah terpisah, mungkin ia sudah tidak merasakan penderitaan lagi. Kesakitannya adalah pada saat ditarik.


4. Lima hukuman


Gabungan dari penggal kepala, potong kaki, potong tangan, potong telinga dan hidung, "belah menjadi 8 bagian". Biasanya setelah orangnya mati, baru dipotong kepala, tangan & kakinya, lalu tubuhnya dibelah jadi 3. Setelah Kaisar Gaozu dari Dinasti Han mangkat, Permaisuri Lv menangkap selir kesayangannya, Nyonya Qi (ibu dari Liu Ruyi), memotong tangan dan kakinya, juga memotong hidung, telinga & lidahnya, mencungkil matanya, lalu dibuang ke kandang babi, diberi nama "ren zhi" (babi manusia). sampai-sampaia anak Permaisuri Lv juga sangat kaget melihatnya.


5. Hukuman mati pelan-pelan


Pada awalnya adalah setelah mati baru mayatnya dicincang jadi bubur daging, disebut 'hai'. yang pernah menerima hukuman ini adalah Zi Lu, dan putra sulung Zhou Wen Wang: Bo Yi Kao. Kemudian dalam perkambangannya, menjadi lebih mendetil, yaitu hukuman dilakukan apda saat orangnya amsih hidup, tujuannya adalah agar yang dihukum menderita, maka ada ketentuan harus dibacok sampai berapa kali dulu sebelum mati. 



Konon kemudian hukuman ini dilaksanakan oleh 2 algojo, mulai bacok dari kaki, terus hingga 1000 bacokan, yaitu dengan dipotong dagingnya selembar-selembar sampai mati. Katanya jika belum sampai 1000 bacokan sudah mati, maka algojonya juga akan kena hukum. Yang paling mengenaskan adalah jenderal penentang Qing pada jaman Ming akhir, Yuan Chonghuan. Karena kaisar Chongzhen terkena siasat adu domba musuh & mengira ia berkhianat, maka dijatuhi hukuman "lingchi".


Sebelum hukuman dijalankan, tubuhnya dililit dengan jala ikan agar daging-dagingnya menonjol keluar, lebih mudah untuk dipotong-potong. lalu dibawa keliling kota, ditonton oleh rakyat, dagingnya pun dimakan oleh rakyat. Penderitaan secara batin mungkin bisa melebihi penderitaan secara fisik. Ini adalah salah satu hukuman resmi di jaman Ming - Qing.


6. Jerat / gantung


Hukuman jerat di Zhongguo biasa menggunakan senar busur. Yaitu dengan meletakkan senar busur pada leher yang akan dihukum, senar menghadap ke depan, algojo berdiri di belakang sambil memutarkan busurnya semakin lama semakin kencang. Yang dihukum akan mati pelan-pelan. Ayah-anak Yue Fei mati di Paviliun Fengbo dengan cara seperti ini. (karena ia adalah pejabat berjasa, tidak boleh dipenggal, harus meninggalkan jasad yang utuh). Sedangkan Raja Gui dari Dinasti Ming akhir juga dibunuh dengan cara jerat/gantung ini oleh Wu Sangui.


7. Dimasak / direbus


Pada jaman Dinasti Tang, jaman pemerintahan Wu Zetian, ada seorang pejabat bernama Lai Junchen yang suka menggunakan cara-cara hukuman yang kejam. Terhadap tawanan yang tidak mau mengaku, ia sering menginterogasi dengan memaksa menggunkan hukuman sadis. Yaitu dengan menggunakan sebuah kuali dan menyuruh tawanan masuk ke dalamnya, lalu di bawah kuali dibakar api (seperti memasak). Kalau tawanan tetap tidak mau mengakui kesalahannya, maka akan mati kepanasan. 



Kemudian Wu Zetian mendengar hal ini dan memanggil Lai Junchen. Ia bertanya pada Lai Junchen, apa yang dilakukan bila ada tawanan yang tidak mau mengaku. Lai Juunchen menceritakan cara ini dengan bangga. Wu Zetian pun berkata dengan tenang, “Persilakan dia masuk ke kuali.” … dan Lai Junchen pun mati dibakar.


8. Kebiri habis


Sima Qian pernah menerima hukuman ini sebelum menuliskan kitab sejarah (Shi Ji). Cara kebiri di Zhongguo sangat mendetil. Pertama-tama, ikat adik kecil (termasuk kantung keturunan) agar darah tidak dapat mengalir, sampai rusak secara alami, baru kemudian dipotong dengan pisau (seluruhnya, bukan hanya adik kecilnya saja). Setelah dipotong, bubuhi dengan abu wangi untuk menghentikan darah, tancapkan bulu angsa pada lubang jalur kencing. Tunggu beberapa hari, cabut bulu angsa. Kalau bisa kencing, berarti proes kebiri telah berhasil. 



Kalau tak bisa kencing, anggap saja gagal, jadi orang cacat, biasanya akan mati keracunan kencing yang tak bisa keluar. Jadi kalau mau mengebiri orang untuk dijadikan kasim, sebaiknya kebiri waktu masih kecil. Semakin tua, resikonya akan semakin besar. Hukuman ini sering digunakan oleh kaum bangsawan untuk menggantikan hukuman mati. Sebaliknya, untuk wanita, adalah dengan ditutup.


9. Lumpuhkan kaki


Untuk potong kaki ini, ada beberapa macam penjelasan yang berbeda. Ada yang bilang dengan memotong kaki dari lutut ke bawah. Ada juga yang bilang dengan mengambil tulang lutut. Yang kedua tampaknya lebih dapat dipercaya. Pokoknya, ini adalah sejenis hukuman kejam dengan membuat orang jadi lumpuh. Pada jaman Zhan Guo, Sun Bin (孙宾) pernah menerima hukuman ini. 



Setelah menerima hukuman, baru namanya dibah menjadi Sun Bin (孙膑 --- 膑 : hukuman lumpuhkan kaki dengan diambil tulang lututnya). Jika tulang lutut diambul, maka antara kaki bagian atas dan kaki bagian bawah akan kehilangan hubungan, berdiri pun tidak bisa. Maka dalam sejarah tidak resmi, Sun Bin bahkan tak bisa emnunggang kuda saat berperang, harus naik kereta (baik kereta kuda ataupun kereta yang didorong manusia).


10. Tusuk dengan jarum


Yaitu dengan menusukkan jarum pada celah kuku. Biasa digunakan untuk tawanan wanita.


11. Kubur hidup-hidup


Sering digunakan pada jaman Zhan Guo. Karena hemat tenaga, juga cepat. Hukuman kubur pada jaman perang, biasanya tawanan perang disuruh menggali lubang sendiri, kemudian dibunuh dan dimasukkan ke dalam lubang itu. Kalau waktunya tidak cukup, langsung saja dimasukkan ke dalam lubang dan dikubur hidup-hidup. Hukuman kubur hidup-hidup ini sudah ada sejak jaman kuno. Tapi belum pernah tercatat ada tokoh terkenal yang mati dihukum dengan cara ini. Yang lebih kejam yaitu dengan dikubur dalam posisi berdiri, dengan kepala di atas permukaan tanah, kemudian disiksa dulu.


12. Racun Zhen


Racun zhen sepertinya merupakan cara yang cukup berperikemanusiaan di antara hukuman-hukuman kejam ini. Di antara racun-racun jaman Zhongguo kuno, yang paling terkenal adalah racun zhen. Dari sinilah asal muasal dari peribahasa “minum zhen untuk menghilangkan haus”. Biasa digunakan untuk hukuman “diberi kematian” (maksudnya disuruh bunuh diri sendiri).


13. Hukuman tongkat


Yang dimaksud dengan tongkat, bukan berarti dipukul dengan tongkat. Melainkan tongkat dimasukkan dari mulut sampai ke dalam tubuh sampai seluruh tongkatnya masuk, lambung dan organ tubuhnya pecah, yang dihukum akan mati dengan tragis. Dalam sejarah resmi, tidak ada catatan tentang hukuman ini. Cara hukuman ini muncul pada novel Xia Ke Xing karya Jin Yong. Bahkan ada julukan indahnya yaitu “membuka mulut dan tertawa”.


14. Potong dengan gergaji


Yaitu dengan menggergaji orang sampai mati. Ketragisannya sebanding dengan lingchi & kuliti. Maka di antara hukuman-hukuman kejam di neraka, ada tertulis tentang hukuman gergaji sampai mati ini. Sebenarnya, hukuman gergaji ini tidak hanya ada dalam dongeng, melainkan juga ada di dunia nyata. Dalam tercatat, bawahan dari selir kesayangan Raja Wu (Sun Hao), merampas harta rakyat di pasar.



Pengurus pasar, pejabat Chen Sheng adalah pejabat kesayangan Sun Hao. Ia menangkap sang perampas dan dihukum. Sang selir melapor pada Sun Hao, Sun Hao marah, lalu mencari-cari alasan dan menangkap Chen Sheng atas dalih kesalahan yang lain. Lalu memerintahkan algojo mambakar gergaji sampai memerah, dan emnggergaji kepala Chen Sheng. Mayatnya dibuang ke bawah Si Wang Tai.


15. Patahkan tulang belakang


Saat seseorang punya dendam yang mendalam pada musuhnya, maka ia akan terpikirkan cara mematahkan tulang belakang ini. cara ini memang merupakan salah satu cara untuk melampiaskan amarah, karena begitu tulang belakang patah, orangnya pasti akan mati. Dalam sejarah Zhongguo, patahkan tulang belakang ini juga merupakan salah satu bentuk hukuman yang penting. menurut, pada jaman Chunqiu, Ji Chong'er bermaksud menentukan hukum tertulis secara jelas agar masyarakat patuh pada hukum, kemudian ia berunding dengan para penasehat. 



Seorang pejabat Ji Chong'er yang bernama Dian Jie datang sangat terlambat. Ada yang menganggap Dian Jie bersalah 7 harus dihukum. Ji Chong'er setuju, dan Dian Jie dihukum dengan dipatahkan tulang belakangnya. Semua pnasehat (pejabat) negara Jin dangat takut, mereka berkata: 'Dian Jie yang sudah ikut Ji Chong'er mengembara ke negara-negara selama 19 tahun, memiliki jasa yang sangat besar, karena kesalahan kecil saja dihukum dengan begitu berat. Bagaimana dengan kami?' Sejak saat itu, semua orang jadi sangat taat pada hukum.


16. Sisir & bersihkan


Yang dimaksud dengan sisir & bersihkan, bukanlah anak gadis yang sedang bersolek, melainkan nama sebuah hukuman sadis. yang dimaksud adalah menguliti kulit orang dengan sikat besi hingga hanya tinggal tulang & daging saja, sampai akhirnya mati. Pencetus pertama hukuman ini adalah Zhu Yuanzhang. Berdasarkan catatan karangan Shen Wen, pada saat menjalankan hukuman ini, algojo melepas seluuh pakaian penerima hukuman, lalu dibaringkan di atas ranjang besi, tubuhnya disiram dengan air mendidih beberapa kali, lalu dikuliti dengan menggunakan sikat besi. 



Sama halnya seperti rakyat menyiram babi dengan air panas untuk dicabuti bulunya. Terus hingga kulit dan daging terkelupas habis & tulangnya terlihat. Penerima hukuman biasanya belum sampai selesai sudah mati duluan. Sisir & bersihkan ini memiliki persamaan prinsip dengan hukuman mati pelan-pelan (no 5). Menurut ada tercatat, Wu Sansi pernah mengutus Zhou Lizhen untuk menangkap Heng Yanfan, kemudian diseret-seret di atas rakit bambu sampai dagingnya terkoyak & terlihat tulangnya, kemudian memukulinya dengan tongkat sampai mati.


source: http://reasonizer.blogspot.com/2010/12/16-jenis-hukuman-jaman-china-kuno-yang.html

Sepatu Pembersih Lantai


The FOKI adalah sepatu pembersih lantai, ya Anda membacanya dengan benar. Ini memiliki dua pembersih putar di bawah setiap sepatu untuk menyapu debu dan membunuh bakteri. Mereka tanpa kabel tapi ada tampilan LED pada sisi untuk menunjukkan tingkat baterai. Kedengarannya aneh tapi kalau saya menutup mata saya benar-benar sulit membayangkan kemungkinan lantai bersih dengan setiap langkah, aku dijual. Aku benci menyapu - harap, apa saja untuk membuat pembersihan kurang membosankan.









sumber :http://www.ispyce.com/2010/11/shoes-that-clean-floor.html

KOTAK KOMENTAR

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...