Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Desember 2010

Air Bersih Dengan Di Setrum

[Image: airledeng.jpg]

Ilmuwan asal Stanford University membuat filter air yang memanfaatkan listrik untuk membunuh bakteri. Filter air tersebut lebih murah daripada filter air yang digunakan saat ini karena tidak menggunakan alat mekanik serta hanya sedikit menggunakan listrik.

Di dalam filter ini ada beberapa lapisan katun yang diberi tegangan listrik sebesar 20 Volt selama beberapa detik. Listrik sebesar itu cukup untuk membuat manusia tergelitik. Akan tetapi menurut uji coba, Listrik 20 Volt, mampu mematikan lebih dari 98 persen bakteri E. coli.
Karena listrik yang dibutuhkan hanya 20 Volt, orang tak perlu khawatir akan sumber listrik yang dipakai. Listrik sebesar itu dapat dibuat dengan tenaga manusia, misalnya dengan engkol tangan atau sepeda statis.

Yi Cui dan timnya dari Stanford University mengalirkan listrik dengan cara menambahkan kabel-kabel perak dan karbon tuba karbon yang berukuran sangat kecil (dalam satuan nano) ke kain katun. Perak jadi pilihan Cui karena harganya yang terjangkau, sedangkan bahan katun jadi pilihan Cui karena bahan ini sangat mudah didapat.

'Filter ini bisa dipakai oleh orang-orang yang tinggal di daerah yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia untuk membersihkan air, seperti klorin,' jelas Cui kepada Discovery News.

Sumber: Discovery News

Misteri Hantu Jepang

Pasti kalian semua udah kenalan sama si cantik (mengerikan & misterius) SADAKO. Dia adalah icon hantu terkenal negeri sakura, dan kisahnya bahkan dirilis ulang perfilman hollywood dengan nama tokoh SAMARA.

Dalam tradisi Jepang mengenal beberapa makhluk halus, diantaranya adalah:

1.Onryou



Onryou adalah hantu yang menaruh dendam kepada orang lain pada semasa hidupnya dan biasanya setelah meninggal ia akan gentayangan untuk membalas dendam kepada orang-orang tersebut.

Penampakan Onryou biasanya digambarkan sebagai berikut :
1.Rambut panjang terurai.
2.Memakai kimono putih.
3.Pergelangan tangan menjuntai ke bawah.
4.Biasanya kaki tak tampak menjejak tanah.

2.Ubume


Dalam kepercayaan masyarakat Jepang, Ubume adalah sosok hantu wanita yang meninggal ketika mengandung (lalu melahirkan dalam kubur) sehingga meninggalkan anak yang masih bayi dan hantu tersebut selalu kembali untuk merawat anaknya dengan membawa gula-gula.

Apabila di Indonesia hantu ini sejenis dengan Kuntilanak atau Sundel Bolong. Penampakan Ubume hampir sama dengan penampakan Onryou, hanya kisah asal muasalnya saja yang berbeda.

3.Funa Yuurei 


Funa Yuurei adalah hantu yang berasal dari manusia yang tewas di tengah lautan. Mereka biasanya menampakkan diri pada penumpang kapal dan berpura-pura meminta bantuan kepada para penumpang, setelah itu mereka akan membalikkan kapal tersebut sehingga semua penumpang meninggal.

4.Zashiki Warashi


Zashiki Warashi adalah hantu yang berwujud anak-anak yang seringkali nakal daripada membahayakan. Hantu ini bisa juga disebut Zashiki-bokko. Zashiki bisa diartikan sebagai penutup lantai rumah atau tatami sedangkan Warashi adalah hantu anak-anak.

Penampakan Zashiki Warashi adalah seperti anak kecil yang berusia sekitar 5 atau 6 tahun. Berambut cepak dan berwajah merah. Apabila di Indonesia hantu seperti ini disebut tuyul. Biasanya hantu anak-anak ini berkeliaran di sekitar rumah dan hantu ini mencari perhatian dengan cara yang bermacam-macam, seperti meninggalkan jejak kaki di lantai, membunyikan musik di ruang tamu atau tiba-tiba duduk di atas futon. Hantu ini paling senang menampakkan diri pada anak kecil. Mungkin karena usia mereka sebaya.


Sumber: taukahkamu.com

Moberly dan Jourdain Incident - Peristiwa misterius di Petit Trianon

Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah. Ada yang memandangnya dari sisi spiritual, dan ada yang memilih untuk memandangnya dari sisi sains, walaupun fiksi sains sekalipun. Ini bisa terlihat dari sebuah peristiwa misterius yang dikenal dengan sebutanMoberly Jourdain Incident.


Sebagian orang percaya kalau insiden itu adalah contoh kasus Time Slip atau kembali ke masa lampau tanpa disengaja. Yang lain beranggapan kalau kasus itu adalah kasus yang berhubungan dengan dunia supranatural. Mereka yang percaya dengan teori supranatural lebih suka menyebut peristiwa itu dengan sebutan The Ghosts of Versailles atau The Ghosts of Trianon.

Kisah ini kemudian menjadi kontroversial dan menarik perhatian yang cukup besar. Bahkan konon peristiwa ini disebut turut memberikan inspirasi bagi JRR Tolkien, penulis trilogi "Lords of the Ring".

Semuanya bermula ketika dua wanita Inggris memutuskan untuk melakukan perjalanan liburan ke Paris pada tahun 1901.

Liburan yang tidak terlupakan
Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain adalah dua wanita yang berasal dari latar belakang keluarga yang terpelajar. Ayah Moberly adalah kepala sekolah Winchester College yang kemudian menjadi uskup Salisbury. Demikian juga dengan Jourdain. Ayahnya adalah seorang pendeta di Ashbourne. Kakak perempuannya adalah seorang sejarawan seni, sedangkan kakak laki-lakinya adalah seorang ahli matematika.

Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain 

Jadi, kita mendapatkan dua wanita dengan reputasi yang baik.

Suatu hari, kedua wanita ini memutuskan untuk pergi berlibur ke beberapa tempat di Eropa dan salah satu tujuan persinggahan mereka adalah Paris. Pada tanggal 10 Agustus 1901, kedua wanita itu sudah ada di dalam sebuah kereta yang akan membawa mereka ke Versailles.
Setiba disana, bersama rombongan turis lainnya, mereka berkeliling di kompleks istana Versailles yang megah.
Kompleks Istana Versailles

Moberly dan Jourdain tidak menyadari kalau sebentar lagi mereka akan mengalami sesuatu yang luar biasa.

Petit Trianon yang Misterius
Setelah berkeliling untuk beberapa lama, mereka memutuskan untuk mengunjungi Petit Trianon, salah satu bangunan yang ada di kompleks itu.
Petit Trianon

Di tempat ini, ratu Marie Antoinette (1755-1793) biasa datang untuk beristirahat dan menjauhkan diri dari urusan-urusan istana.

Moberly dan Jourdan masuk ke taman bunga Trianon sambil mengagumi bunga-bunga yang ada disitu.

Kemudian keduanya menyadari kalau mereka tidak lagi mengenali pemandangan di sekitarnya. Seakan-akan mereka sedang berada di sebuah taman yang asing, berbeda dengan apa yang telah mereka lihat sebelumnya. Sepertinya mereka telah tersesat.

Dan peristiwa misterius itu terjadi!

Pemandangan dari masa lampau
Kedua wanita yang kebingungan itu kemudian berusaha mencari jalan keluar. ketika mereka berbelok di satu sudut jalan, mereka melihat sebuah rumah petani yang sudah kosong dan sebuah bajak tergeletak di sisi jalan setapak.

Tiba-tiba mereka merasakan sebuah perasaan aneh. Seakan-akan ada sebuah tekanan berat memenuhi pikiran mereka dan semuanya terasa begitu asing.

Lalu, entah darimana datangnya, dua pria muncul. Keduanya mengenakan pakaian aneh yang tidak mereka kenal, yaitu jas panjang berwana hijau abu-abu dengan topi tiga sudut.

Moderly dan Jourdain kemudian mendekati kedua pria tersebut dan bertanya bagaimana caranya supaya mereka bisa kembali ke Petit Trianon.

Kedua pria asing itu menunjuk jalan setapak yang sebelumnya tidak terlihat oleh mereka.

Setelah menelusuri jalan itu, Jourdain melihat sebuah pondok dengan seorang wanita dan seorang anak perempuan di pintu depannya. Wanita itu sedang menyodorkan sebuah kendi air minum untuk anak perempuan itu.

Anehnya, Moberly tidak bisa melihat pondok ataupun wanita dan anak perempuan itu, namun ia bisa merasakan perubahan pada atmosfer di sekitarnya. Ia menyadari kalau suasana telah berubah menjadi begitu tenang dan sunyi.

Ia mendeskripsikannya:
"Tiba-tiba semuanya terlihat tidak natural, karenanya menjadi sangat tidak nyaman. Bahkan pepohonan terlihat begitu datar dan tidak ada tanda-tanda kehidupan, seperti kayu-kayu buatan saja. Tidak ada efek dari cahaya matahari dan tidak ada angin yang berhembus."
Perubahan pada atmosfer ini diiringi dengan perasaan tertekan yang semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan suhu yang cukup panas dan wangi bunga-bunga. Kedua wanita itu merasa seperti orang sakit.

Jadi, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon sambil mengipas-ngipas.

Moberly dan Jourdain bukan wanita yang gampang panik. Keduanya berasal dari keluarga terpelajar dan biasa menanggapi sesuatu dengan tenang dan berpikiran jernih. Namun kali ini mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan mereka tidak bisa menjelaskannya.

Setelah beristirahat sejenak, keduanya kembali berjalan. Kali ini mereka menemukan sebuah gazebo. Lalu mereka menghampirinya.

Ketika sedang berjalan menuju tempat itu, mereka melihat seorang pria sedang duduk disitu. Mereka tidak tahu dari mana pria itu datang. Namun yang membuat mereka kaget adalah penampilannya yang cukup mengerikan. Wajahnya menyeringai dan terlihat seperti seseorang yang sedang menderita cacar.

Menurut Jourdain:
"Pria itu memutar wajahnya perlahan-lahan, dan terlihatlah kalau wajahnya penuh dengan bintik-bintik seperti cacar. Kulitnya gelap dan ekspresinya terlihat seperti orang jahat. Walaupun aku tidak merasa ia sedang memperhatikan kami, namun aku bisa merasakan kejijikan yang luar biasa."
Tiba-tiba, terdengar sebuah teriakan yang menyatakan kalau mereka telah salah mengambil jalan. Suara itu ternyata berasal dari seorang pria tinggi bermata gelap. Rambutnya yang sedikit keriting terlihat menyembul dari balik sombrero yang dikenakannya.

Kedua wanita itu memutuskan untuk mengikuti sarannya. Lalu mereka membalikkan badan dan kembali ke jalur semula. Kemudian, mereka melihat sebuah jembatan kecil. Setelah berjalan melewati jembatan itu, mereka ternyata sampai ke sebuah taman.

Namun peristiwa aneh yang dialami belum selesai.

Di taman itu, Moberly melihat seorang wanita sedang duduk di sebuah bangku. Ia mengenakan pakaian model kuno dengan syal berwarna hijau pucat. Namun, Jourdain tidak bisa melihatnya.

Awalnya Moberly mengira kalau wanita itu seorang turis, namun ia menyadari kalau turis tidak mungkin mengenakan pakaian dengan model yang kuno seperti itu.

Tiba-tiba seorang pria muncul dari salah satu bangunan disitu sambil membanting pintu. Pria itu mengatakan kepada Moberly dan Jourdain kalau gerbang menuju Petit Trianon ada di sebelah bangunan yang satunya. Ketika mereka berjalan memutar menuju sisi lain dari bangunan itu, mereka menemukan rombongan turis lainnya.

Perasaan tertekan yang terus menerus dirasakan mulai terangkat dan semuanya kembali menjadi normal.

Hantu Petit Trianon
Setelah pulang dari perjalanan liburan itu, Moberly dan Jourdain menyimpulkan kalau Petit Trianon sesungguhnya didiami oleh roh-roh dari masa lampau dan mereka memutuskan untuk meneliti lebih jauh sejarah Petit Trianon.

Dari hasil penyelidikan mereka mengenai sejarah Perancis yang berhubungan dengan Petit Trianon, mereka menemukan kalau pada tanggal 10 Agustus 1792, tanggal yang sama dengan tanggal kunjungan mereka, istana Tuileries di Paris dikepung oleh para pemberontak dan para penjaga istana turut dibantai. Peristiwa ini membuat keluarga kerajaan melarikan diri mencari perlindungan.

Moberly dan Jourdain mulai berpikir apakah dengan suatu cara mereka telah melihat hantu-hantu keluarga kerajaan atau melihat kembali situasi di masa lampau.

Kecurigaan ini menjadi semakin kuat ketika Moberly melihat lukisan Marie Antoinette karya Wertmuller. Ia terkejut karena menemukan kalau wanita yang dilihatnya sedang duduk di taman sangat mirip dengan Marie Antoinette yang tergambar di lukisan itu. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun sama.

Setelah melihat beberapa lukisan lainnya, keduanya menemukan kalau pria yang memiliki wajah dengan cacar ternyata sangat mirip dengan musuh Marie Antoinette yang bernama Comte de Vaudreuil yang memang memiliki karakter wajah seperti itu.
Marie Antoinette

Comte de Vaudreuil

Dalam beberapa kesempatan, keduanya kembali mengunjungi Petit Trianon. Mereka menemukan pemandangan berbeda dengan yang mereka lihat pada waktu itu. Mereka tidak bisa menemukan gazebo atau jembatan kecil yang yang mereka lewati. Namun dari hasil riset, diketahui kalau jembatan itu ada disitu pada tahun 1789.

Dari hasil penelitian pula terungkap kalau jas panjang berwarna hijau abu-abu yang dikenakan dua pria yang mereka lihat ternyata seragam para penjaga istana pada masa Ratu Antoinette.
Moberly dan Jourdain kemudian mempublikasikan pengalaman mereka dalam sebuah buku yang berjudul "An Adventure" yang diterbitkan pada tahun 1911. Keduanya menggunakan pseudonim Elizabeth Morison dan Frances Lamont. Identitas dua penulis ini baru terungkap pada tahun 1931 setelah kematian mereka.

Setelah identitas asli mereka terungkap, para peneliti semakin tertarik menyelidiki kasus ini mengingat latar belakang mereka yang terpelajar.

Penjelasan Alternatif
Beberapa penulis percaya kalau kedua wanita itu mengalami apa yang disebut dengan Time Slip. Tanpa sengaja, entah dengan cara bagaimana, keduanya kembali ke tahun antara 1789-1792 ketika terjadi peristiwa pengepungan istana Tuileries. Namun, tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana proses ini bisa terjadi.

Sebagian lain, termasuk Moberly dan Jourdain, percaya kalau apa yang dilihat mereka adalah hantu-hantu dari masa lampau. Hal ini juga dipercaya juga oleh banyak penulis lainnya sehingga mereka lebih suka merujuk peristiwa ini dengan istilah Ghosts of Versailles atau Ghosts of Trianon.

Penjelasan lain yang cukup supranatural adalah Retrocognition, yaitupengetahuan mengenai sebuah peristiwa di masa lampau yang tidak didapat dari hasil belajar. Mereka yang percaya dengan penjelasan ini percaya kalau kedua wanita tersebut mendapatkan penglihatan mengenai peristiwa masa lampau. Teori ini tidak berhubungan dengan hantu, melainkan hanya dengan fenomena paranormal yang juga tidak bisa dijelaskan dengan sains.

Penjelasan lain yang mencoba untuk melihat dari sisi rasional dikemukakan oleh Philippe Julian pada tahun 1965. Ia mengatakan kalau pada tahun kunjungan Moberly dan Jourdain, ada seorang pejabat setempat bernamaRobert de Monstesquiou yang suka mengadakan pesta dimana para tamunya diwajibkan mengenakan pakaian model kuno dan menampilkan tari-tarian. Moberly dan Jourdain mungkin telah tanpa sengaja masuk ke tempat para tamu ini mengadakan latihan untuk penampilan mereka.

Walaupun sukar untuk menerima argumen Julian, namun ternyata bukan hanya dia yang beranggapan seperti ini. Bahkan kalangan peneliti fenomena paranormal yang tergabung dalam Society for Psychical Research pun beranggapan kalau kedua wanita itu telah salah menginterpretasikan apa yang dialami mereka. Misalnya, dari hasil penyelidikan yang mereka lakukan, ditemukan sebuah peta taman Trianon yang berasal dari tahun 1903 yang jelas menunjukkan kalau memang ada jembatan kecil di tempat itu.

Mungkin argumentasi yang paling membawa kerusakan besar pada reputasi kedua wanita itu adalah yang dikemukakan oleh W.H Salter, seorang penulis, pada tahun 1950. Ia meneliti surat-surat korespondensi antara Moberly dan Jourdain dengan Society of Psychical Research dan menemukan kalau banyak deskripsi di dalam kisah mereka sesungguhnya baru ditambahkan pada tahun 1906 setelah keduanya melakukan riset mendalam mengenai Petit Trianon. Menurut Salter, kedua wanita ini mungkin telah membesar-besarkan pengalaman mereka.

Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi pada Moberly dan Jourdain? Apakah mereka telah membuat sebuah cerita fiksi?

Ataukah mereka memang mengalami sesuatu yang supranatural di Petit Trianon?

sumber:wikipedia

Rabu Adalah Hari Terburuk Dalam Seminggu

wednesday13



Hari terburuk dalam seminggu. Selama ini orang cenderung menganggap kalau hari terburuk adalah hari senin. Tetapi menurut dua ahli matematika yang menganalisa 2,4 juta pengguna internet seperti Twitter, hari terburuk adalah Rabu.

Professors Christopher Danforth dan Peter Dodds dari Vermont University, memberikan skor satu hingga sembilan pada pengguna Twitter berdasarkan kata yang mencerminkan sikap positif mereka. Kata-kata seperti beban, senang, pelangi dan seks memiliki nilai 8+. Sementara kata-kata seperti pengkhianatan, kejam dan sesak memiliki nilai kurang dari dua.

Sabtu dan Minggu seperti diperkirakan menjadi hari membahagiakan, tetapi yang paling mengejutkan, justru Senin menjadi hari terindah kedua dalam satu minggu. Hal itu karena sebagian karena orang masih mengingat akhir pekan, tapi ketika hari Rabu, perasaan tersebut menjadi surut.

"Pengalaman sehari-hari masyarakat agak tercermin dari apa yang mereka katakan. Dan ini lebih dari sekadar cerita, terutama untuk pesan Twitter, kami baru saja mulai memerhatikannya sekitar setahun yang lalu," kata profesor Danforth, seperti dikutip dari Times of India.

Profesor Danforth menambahkan, "Akhir pekan cenderung sangat bahagia dan Rabu ternyata menjadi hari yang paling menyedihkan. Apa yang kita lakukan adalah mencoba untuk mengukur kebahagiaan kolektif dalam skala yang lebih besar, mirip dengan mengukur temperatur udara luar."

Ternyata Lampu Kota Memperburuk Pencemaran Udara

Los Angeles di malam hari.


Kilauan cahaya lampu kota ternyata bisa dianggap sebagai elemen yang turut mendukung pencemaran udara. Begitu hasil sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan belum lama ini.

Pasalnya, cahaya lampu kota melenyapkan molekul yang biasanya membersihkan atmosfer di malam hari. Dari hasil riset para peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ternyata cahaya lampu kota memiliki andil mencegah produksi molekul Nitrogen Oksida atau dikenal juga dengan nama radikal nitrat.

Biasanya, molekul yang terbentuk dari reaksi nitrogen dioksida dengan ozon itu, mengikat polutan udara yang berseliweran di udara, pada malam hari. Namun, kehadiran cahaya lampu kota di malam hari membuat pembentukan molekul ini terhambat sehingga memperburuk polusi udara kota di kemudian harinya.

Seperti dikutip dari situs Discovery, cahaya lampu di wilayah kota Los Angeles, begitu terang, yakni 10 ribu kali lebih gelap dari cahaya sinar matahari. Namun, ternyata terangnya lampu kota Los Angeles bisa memotong pembersihan udara oleh Nitrogen Oksida, hingga 7 persen.

Akibatnya, pembersihan udara di malam hari mendapat hambatan. Riset mengungkapkan bahwa cahaya lampu kota Los Angeles yang 25 kali lebih terang dari sinar bulan, meningkatkan unsur kimia polutan kota itu sepanjang hari hingga 5 persen.

Menurut Anne DouglasGoddard Space Flight Center di Maryland, polutan yang banyak menjadi sorot perhatian adalah partikel dan ozon permukaan yang diproduksi oleh bahan kimia. "Anda membutuhkan sinar matahari untuk membuat reaksi kimia ini terjadi. Jadi, biasanya hal ini tidak terjadi pada malam hari," kata Douglass.

Hal senada dikatakan oleh Dr. Harald Stark, pemimpin riset dari NOAA. Menurutnya selama siang hari, tidak terjadi pembersihan ozon oleh radikal nitrat. Pada malam hari, radikal nitrat baru muncul, bereaksi dengan polutan dan membersihkannya," kata dia.

Sayangnya, para peneliti khawatir mengubah jenis lampu kota tak akan menolong banyak untuk menghindari masalah ini. Selama ini di penduduk Los Angeles mayoritas menggunakan lampu jenis high-pressure sodium dan metal halida. "Saya pikir kebijakan untuk mengganti jenis lampu bisa memecahkannya," kata Stark. Kecuali, dia melanjutkan, kota menggunakan lampu warna merah, lampu yang tidak akan mengganggu pembentukan radikal nitrat ini.

Sepeda Motor Listrik Kecepatan Tinggi : Mission R

mission-r-electric-motorcycle


Mission R - Sepeda motor listrik kecepatan tinggiMission Motors telah meluncurkan sepeda motor listrik baru dengan tampilan motor sport dan motor listrik yang lebih baik yang mampu menghasilkan 141 tenaga kuda. Motor ini diberi namaMission R yang dilengkapi motor listrik 14.4KWh dan mesin 141hp dengan body yang lebih kecil daripada motor sport 600cc.


mission-r-electric-motorcycle


The liquid-cooled 3-phase AC motor menciptakan 115ft-lb torsi yang mendorongMission R ini ke kecepatan tertinggi 160mph dalam gigi tunggal. Mission R juga menggunakan arsitektur swappable untuk baterainya.

mission-r-electric-motorcycle


mission-r-electric-motorcycle

6 Penemuan Terkonyol di Abad 20

1. TV Kacamata, 1963. Penemu, Hugo Gernsback memakai kacamata TV, produk itu tak pernah dirilis.

tv-kacamata

2. Papan seluncur bermotor. Penemu asal Hollywood, Joe Gilpin mengendarai papan luncur bermotor pada 1948.

papan-seluncur-bermotor

3. Kandang bayi berkawat yang diletakkan di luar jendela. Seorang pengasuh bayi mengawasi bayi yang dimasukkan dalam kandang kawat yang berada di luar jendela gedung tinggi pada tahun 1937. Kandang ini dibagikan pada anggota Chelsea Baby Club di London yang tak memiliki taman atau yang tega menempatkan bayi mereka di atas jalanan yang ramai.


4. Payung rokok antihujan.  Presiden Zeus CorpRobert L. Stern, menggunalan payung rokok yang ia rancang sendiri pada 1954. Tak bakal basah walau hujan.


5. Elektrometer Hubbart. Penulis fiksi ilmiah dan pendiri gereja aliran Scientology, L. Ron Hubbard menggunakan elektrometer Hubbard untuk mencari tahu apakah tomat merasakan sakit pada tahun 1968. Apa yang ia lakukan berujung pada kesimpulan: 'tomat menjerit saat dipotong'.


6. Robot penembak. Sebuah robot yang dilengkapi dengan senapan diadu dengan penembak manusia pada 1960. Ini menimbulkan banyak pertanyaan, bijaksanakah melengkapi robot dengan pistol.


sumber:http://teknologi.vivanews.com/news/read/194845-6-penemuan-paling-konyol-sepanjang-

Tenda Tenaga Surya Buatan AS

tenda_tenaga_surya

Tenda tenaga surya. Angkatan Darat Amerika Serikat telah “menghijaukan” sejumlah operasi mereka di berbagai kawasan. Terakhir, mereka membangun perlindungan berbasis tenaga matahari yang dipasang langsung di atas tenda.

Sejumlah perlindungan – yang terbuat dari lapisan panel surya tipis yang fleksibel – telah diuji coba di beberapa tempat. Contohnya seperti pada salah satu kawasan operasi militer mereka di Afghanistan.

Tenda-tenda ini didesain untuk memungkinkan tim ekspedisi memasang komputer dan perangkat militer lainnya tanpa membutuhkan generator ataupun bahan bakar. Langkah ini sekaligus diharapkan dapat memenuhi target Angkatan Darat AS yakni operasi hemat energi di 2030 mendatang.

tenda_tenaga_surya

Tenda perlindungan yang digunakan dalam uji coba adalah Temper Fly, sebuah struktur tenda berukuran 5 kali 6 meter yang mampu menghasilkan listrik sebesar 800 watt.

Ada juga Quadrant, varian lebih kecil dari Temper Fly yang mampu menghasilkan listrik sebesar 200 watt. Sejumlah tenda lain – disebut Power Shades – dalam berbagai ukuran yang mampu menghasilkan daya elektrik yang bisa dipindah-pindah hingga sebesar 3 kilowatt juga dipasang.

“Ternyata, daya tahan yang dimiliki tenda-tenda itu mencapai titik di mana kami ingin memasangnya lebih banyak di tempat lain,” kata Katherine HammockAssistant Secretary of the Army for Installations, Energy and Environment, seperti dikutip dariTG Daily.

solar_powered_tent

Fosil di Siberia Adalah Leluhur Orang Papua

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixT5x5wxqESfYvf1kB4kHgw1Vqw5LzdTNHielY1ssSmq09DXXrdDt91nLSLZd6XBJBapZhzzXYD2q-QM9RgAifRV0k-OIpIYHRkzwfCzipWqy3EY-nMzAfImotUN-0-B36pcOl2eXVwgUG/s1600/photo-z-asmat2.jpg

Sejumlah ilmuwan yang mencoba memecahkan sandi DNA sebuah fosil keluarga manusia yang ditemukan di Siberia, Rusia, terperanjat. Lima persen DNA orang Melanesia yang mendiami Papua dan Australia itu ditemukan di makhluk yang dijuluki "Denisovans" itu.

"Kami kira ini kesalahan ketika pertama melihatnya," kata David Reich, peneliti dari Harvard University, yang menulis laporan ilmiah ini. "Namun ini nyata," katanya dilansir the Associated Press, Rabu 22 Desember 2010. Lebih aneh lagi, fosil itu justru tak menunjukkan sama sekali kaitan dengan nenek moyang orang yang sekarang mendiami Siberia. Padahal, lebih dari 30 ribu tahun lalu, "Denisovans" malang melintang di benua Asia.

Laporan mengenai kaitan "Denisovans" dengan ras Melanesia ini merupakan laporan kedua setelah laporan yang menyimpulkan terjadi perkawinan silang manusia (homo sapiens) dengan Neanderthal di Timur Tengah, sesaat setelah nenek moyang manusia keluar dari Afrika namun sebelum mendiami Eurasia (kawasan antara Asia dan Eropa).

Sementara untuk "Denisovans" kemungkinannya terjadi kawin campur dengan nenek moyang orang Papua yang bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 45 ribu tahun lalu. Namun para ahli masih melanjutkan penelitian lebih jauh soal genom "Denisovans" ini. Todd Disotell dari New York University menyatakan, mereka harus mencari petunjuk jejak warna kulit dan matanya.

"Kami akan merinci gambaran orang ini dalam beberapa tahun ke depan berdasarkan genom ini," katanya. Keberadaan sanak manusia ini terungkap sembilan bulan lalu berdasarkan sampel DNA yang diselamatkan dari sebuah tulang jari yang ditemukan di Gua Denisova di selatan Siberia. Para peneliti lalu menggunakan Denisovans untuk genom itu, meski belum diketahui apakah mereka merupakan spesies terpisah dengan manusia (homo sapiens).

Namun genom yang ditemukan telah membuktikan Denisovans lebih berkerabat dekat dengan Neanderthals daripada manusia modern. Temun ini mengindikasikan bahwa keduanya muncul dari sebuah nenek moyang yang sama.

Ilmuwan belum tahu seperti apa perawakan Denisovans ini. Namun dari sebuah temuan geraham atas Denisovans di gua itu, ukuran dan bentuknya berbeda dengan Neanderthals dan manusia modern, yang sama-sama pernah hidup seperiode dengan mereka.

David Reich menyatakan, jari dan gigi itu belum ditentukan tanggalnya, namun berdasarkan temuan tulang binatang di sekitarnya, diperkirakan lebih dari 30 ribu atau bahkan 50 ribu tahun yang lalu. Dan mereka atau nenek moyang mereka diduga kawin-mawin dengan nenek moyang manusia modern yang merantau ke Papua pada 45 ribu tahun lalu.

Namun, menurut Reich, aneh jika perjalanan nenek moyang orang Papua melewati Siberia untuk sampai ke Papua. Kemungkinannya adalah Denisovans ini yang melanglang Asia termasuk sampai ke selatan. "Jelas sekali mereka menyebar di Asia," katanya. Dan ini butuh penelitian DNA warga Asia yang terisolasi lama.

Sementara itu, Rick Potts, Direktur Program Asal-usul Manusia di Smithsonian Institution, berpendapat, penemuan gen Denisovans ini memperkuat dugaan mereka berbeda dengan Neanderthals dan manusia modern. Meski ditemukan DNA Melanesia di Denisovans, Potss berpendapat bukan karena perkawinan campur namun karena DNA dari nenek moyang itu yang bertahan pada mereka namun hilang di populasi manusia modern umumnya.

Penemuan ini membuat teori yang dikemukakan ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris, Stephen Oppenheimer, menemukan basis. Dalam bukunya, Eden in The East, Oppenheimer mengemukakan teori Sundaland merupakan pusat peradaban.

Menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sundaland atau Indonesia. Oppenheimer menceritakan, niatnya meneliti ini dimulai dari  komentar tanpa sengaja oleh seorang pria tua di sebuah desa zaman batu di Papua Nugini.

Dari situ dia mendapati kisah pengusiran petani dan pelaut di pantai Asia Tenggara, yang diikuti serangkaian banjir pasca-sungai es hingga mengarah pada perkembangan budaya di seluruh Eurasia. Oppenheimer meyakini temuan-temuannya itu, dan menyimpulkan bahwa benih dari budaya maju, ada di Indonesia.

Buku ini mengubah secara radikal pandangan tentang prasejarah. Pada akhir Zaman Es, banjir besar yang diceritakan dalam kitab suci berbagai agama benar-benar terjadi dan menenggelamkan paparan benua Asia Tenggara untuk selamanya.

Hal itu yang menyebabkan penyebaran populasi dan tumbuh suburnya berbagai budaya Neolitikum di Cina, India, Mesopotamia, Mesir dan Mediterania Timur. Akar permasalahan dari pemekaran besar peradaban di wilayah subur di Timur Dekat Kuno, berada di garis-garis pantai Asia Tenggara yang terbenam.

"Indonesia telah melakukan aktivitas pelayaran, memancing, menanam jauh sebelum orang lain melakukannya," ujar dia. Oppenheimer mengungkapkan bahwa orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) tidak datang dari Cina, tapi dari pulau-pulau Asia Tenggara. Sementara penanaman beras yang sangat pokok bagi masyarakat tidak berada di Cina atau India, tapi di Semenanjung Malaya pada 9.000 tahun lalu.

KOTAK KOMENTAR

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...