Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi.
Kata prasasti berasal dari bahasa Sansekerta, dengan arti sebenarnya adalah “pujian”. Namun kemudian dianggap sebagai “piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan”. Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat.
Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara serta bahasa-bahasa asli Nusantara dan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta.
Di bawah ini daftar prasasti. Semua tahun yang disebut di bawah ini adalah tahun Masehi.
1. Prasasti Mulawarman, Kutai, +/- 400, Bahasa Sansekerta.
2. Prasasti Tarumanagara, Ciaruteun Jawa Barat, +/- 400. Bahasa Sansekerta.
3. Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Bahasa Sansekerta.
4. Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan, 16 Juni 682, Bahasa Melayu.
5. Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatra Selatan, 23 Maret 684, Bahasa Melayu.
6. Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686, Bahasa Melayu.
7. Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7, Bahasa Melayu.
8. Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatra Selatan, abad ke-7, Bahasa Melayu.
9. Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7, Bahasa Melayu.
10. Prasasti Canggal, Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah, 732, Bahasa Sansekerta.
11. Prasasti Mañjuçrighra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792M, Bahasa Melayu.
12. Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804, Bahasa Jawa Kuno.
13. Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824, Bahasa Jawa Kuno.
14. Prasasti Tri Tepusan, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, 842, Bahasa Sansekerta.
15. Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuna dan Jawa Kuna)
16. Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832, Bahasa Melayu.
17. Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856, Bahasa Jawa Kuno.
18. Keping Tembaga Laguna, Manila, Filipina, 900, Bahasa Melayu.
19. Prasasti Taji, 901, Bahasa Jawa Kuno.
20. Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907, Bahasa Jawa Kuno.
21. Prasasti Rukam, 907, Bahasa Jawa Kuno.
22. Prasasti Wanua Tengah III, 908, Bahasa Jawa Kuno.
23. Prasasti Blanjong, Bali, 913, Bahasa Bali.
24. Prasasti Bebetin, Bali, 1049 (salinan dari asli yang berasal dari tahun 896), Bahasa Bali.
25. Prasasti Rumatak, Geger Hanjuang, desa Rawagirang, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat ~ 1111, Bahasa Sunda.
26. Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255, Bahasa Sansekerta.
27. Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255, Bahasa Jawa Kuno.
28. Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269, Bahasa Jawa Kuno.
29. Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275, Bahasa Jawa Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, Bahasa Melayu.
30. Prasasti Terengganu, Trengganu (Malaysia), (abad ke-14, yaitu 1303, 1326 atau 1386), Bahasa Melayu.
31. Prasasti Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat ~ 1350, Bahasa Sunda.
32. Prasasti Minye Tujuh, Minye Tujuh, Aceh, 1380, Bahasa Melayu Kuno.
33. Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351, Bahasa Jawa Kuno.
34. Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450, Bahasa Jawa Kuno.
35. Prasasti Galuh, Galuh, Ciamis, Jawa Barat ~ 1470, Bahasa Sunda.
36. Prasasti Kebantenan, Bekasi, Jawa Barat ~ 1521, Bahasa Sunda.
37. Padrão Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara, 21 Agustus 1522, Bahasa Portugis.
38. Prasasti Batutulis, Bogor ~ 1533, Bahasa Sunda.
39. Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938, Bahasa Jawa Kuno.
40. Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun. Bahasa Jawa Kuno.
41. Prasasti Ulubelu, Lampung, Bahasa Sunda.
42. Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
43. Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
44. Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
45. Prasasti Hulu Dayeuh, Huludayeuh, desa Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat, Bahasa Sunda.
46. Prasasti Cikajang, Cikajang, Garut, Jawa Barat, Bahasa Sunda.
Cari Blog Ini
Tampilkan postingan dengan label indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label indonesia. Tampilkan semua postingan
Kamis, 23 Desember 2010
Senin, 20 Desember 2010
4 Foto UFO Di Indonesia
Foto UFO pertama di atas Indonesia dibuat oleh wisatawan Jepang, Ryo Terumoto, pada 17 Agustus 1973. Sekitar pukul 14.00 siang, dari mobil ia memotret Gunung Agung di Bali.
Setelah fotonya dicetak, ia terkejut melihat adanya sebuah benda berbentuk cakram yang melayang di depan gunung tersebut. Ketika memotret ia tidak memperhatikannya. Fotonya kemudian dimuat di majalah Hito to Nippon (Orang dan Jepang) terbitan Maret 1974 dengan judul “Piring Terbang di Atas Pulau Bali?”
1. UFO di lepas Pantai Cilamaya, Jawa Barat.
Waktu itu sekitar pukul 15.00, Ir. Tony Hartono Rusman sedang melepas lelah, sehabis makan siang di Quarters Platform pada lantai III kompleks menara pengeboran minyak lepas pantai di ladang minyak Arjuna, 83 km dari pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Tiba-tiba perhatian Tony tertarik pada titik hitam di atas cakrawala yang menuju ke arah ladang minyak dengan bentuk lonjong dan berwarna merah tua. Pada jarak sekitar 10 km, benda itu membelok dengan tajam dan menjauh lagi, sehingga membuat lintasan seperti bumerang. Di kejauhan, benda itu naik vertikal ke atas dan hilang dari pemandangan. Tony waktu itu sedang menyandang sebuah kamera Olympus, dan dengan cepat ia menyetel dan membidikkannya ke arah benda yang muncul tidak lebih dari satu menit itu. Semula Tony tidak sadar bahwa benda yang diabadikannya itu adalah sebuah UFO. Setelah film itu dicuci, tampaklah UFO di atas tanker minyak Arco Arjuna, yang kini sudah menjadi terkenal di seluruh dunia.
2. Penampakan UFO di Porong.
Hari itu tanggal 27 Juni 1977 jam 18.15 WIB, Dr. Ir. Aryono Abdulkadir bersama dua orang rekannya masing-masing Ir Rudianto Ramelan dan Ir. Ananda Soeyoso sedang melakukan perjalanan dari Surabaya ke arah Malang. Langit terang penuh dengan warna merah senja karena matahari baru saja terbenam. Tiba-tiba di suatu tempat, di antara Gempol Porong, salah seorang di antaranya melihat benda langit yang menarik perhatian di sebelah barat jalan raya. Dr. Ariono yang memang pada dasarnya senang mengamati gejala-gejala seperti itu, mengira benda langit itu sebagai meteor. Segera ia keluar dari mobil sambil menyiapkan alat fotonya untuk mengambil gambar meteor tadi. Dua kali dijepretkan. Tiba-tiba saja terjadi hal yang mengejutkan. Benda langit tadi membelok tajam hampir sembilan puluh derajat ke arah selatan, meninggalkan trail yang nampak pada mata seperti bunga api.
3. Pekanbaru Didatangi Benda Mirip UFO (2007).
Doris, melihat benda pada Sabtu Malam sekitar pukul 19.00 WIB, ia berdiri di depan teras rumahnya, dan secara tak sengaja melihat benda yang semula ia kira bintang. Namun setelah diperhatikan agak lama, benda tersebut bukan bintang dan bukan pula sebuah pesawat yang tengah mengudara di malam hari. Karena penasaran, Doris pun segera memanggil keluarganya serta warga sekitar serta berinisiatif dengan mengabadikan benda tersebut memakai kamera.
4. Depok, Jakarta, 30 April 2007.
Gambar ini diambil dengan kamera Nokia 9500 Night Mode. Jadi, bintik-bintik seperti cahaya itu sebenarnya distorsi kamera, bukan bintang-bintang. Yang terlihat hanyalah 2 cahaya obyek tersebut. Tidak ada bintang yang tampak karena tertutup awan! Jalur lintasan udara di atas (diambil di daerah Kukusan Beji UI Depok) ini sebenarnya jarang dilintasi oleh pesawat. Inilah yang membangkitkan rasa penasaran. Kejadian awalnya sebenarnya ditangkap oleh seorang penjaga warung. Menurutnya, dia melihat 3 obyek terbang yang sepertinya terbang berputar. Kemudian, satu obyek (obyek ke-3 dalam gambar) sudah terbang tinggi, 2 sisanya masih terbang rendah dengan cahaya lampu yang tidak lazim warnanya dan terang. Di sinilah langsung gambar dipotret. Belum pernah terlihat ada pesawat dengan besar cahaya seperti itu sebelumnya dan cahayanya tidak berkedip. Anehnya lagi, tidak terdengar suara apapun, padahal gerak obyek terlihat relatif cepat karena obyek menghilang hanya dalam 1-2 menit. Sebelum menghilang, obyek terlihat terhenti, dan kemudian cahayanya makin kecil dan menghilang. Apakah ada pesawat Indonesia yang seperti itu? Ini yang menjadi pertanyaan dan masih menjadi teka-teki. Kedua obyek yang tertangkap kamera sebenarnya terhitung dekat, karena posisinya di bawah awan. Artinya, bila obyek tersebut pesawat dunia, suaranya pasti terdengar. Atau ada yang tidak bersuara sama sekali?
3 Tempat Bulan Madu Paling Romantis di Indonesia
Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk menikmati bulan madu atau honeymoon yang romantis. Negeri kita Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, juga memiliki banyak tempat yang asik, eksotis dan tak terlupakan. Ingin tahu dimana saja?
1. Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat

Sebagian pula yang terletak 1,5 km arah Utara lepas pantai Pulau SUmbawa ini masih tertutup hutan, namun dibagian tengahnya terhampar padang rumput yang cukup luas. Hamparan pasir putih dan indahnya terumbu karang serta ikan warna-warni yang menghias pantai serta laut, dijamin membuat kita terkagum-kagum.
Selain itu, air tawar yang mengalir di sungai-sungai dengan begitu melimpahnya, lengkap dengan air terjun serta kolam-kolam alami, sudah pasti menambah keindahan pulau ini. Sebuah resor mewah, Amanwana pun telah telah didirikan untuk melayani wisatawan. Konon, tokoh-tokoh ternama seperti Lady Di dan Mick Jagger sudah pernah menginap disana lho. Kamu-kamu nggak mau kalah kan sama mereka?
2. Desa Ubud, Bali


Julukan 'Heaven for Spa Lovers' tepat diraih desa yang terkenal dengan budaya, keunikan citarasa dan kealamiannya ini. Para pasangan baru akan mendapat ketenangan jiwa raga dengan melihat pemandangan pegunungan yang hijau dan indahnya sawah bertingkat.
Desa ini juga diyakini bisa memberikan inspirasi dan sejuta ketenangan. Tempat ini dirasa benar-benar cocok untuk semua orang yang mendambakan kadamaian dan ketenangan. Artinya, sangat pas bagi pasangan baru yang ingin berduaan dong...
3. Taman Laut Bunaken, Manado, Sulawesi Utara

Bunaken adalah sebuah pulau di Teluk Manado, nah di sekitar pulau tersebut terdapat Taman Laut bunaken yang eksotis. Taman laut ini merupakan salah satu laut yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia lho. Tak heran aktivitas scuba diving menarik banyak pengunjung (wisatawan).
Bagi pasangan yang menyukai pantai lengkap dengan segala aktivitasnya, Bunaken merupakan tempat yang tepat untuk kamu. Apalagi ada resor yang berlokasi sangat strategis dengan pemandangan alam Bunaken yang indah, dijamin tak terlupakan deh bulan madu kamu.
sumber: http://haxims.blogspot.com/2009/12/3-tempat-bulan-madu-paling-romantis-di.html
1. Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat
Sebagian pula yang terletak 1,5 km arah Utara lepas pantai Pulau SUmbawa ini masih tertutup hutan, namun dibagian tengahnya terhampar padang rumput yang cukup luas. Hamparan pasir putih dan indahnya terumbu karang serta ikan warna-warni yang menghias pantai serta laut, dijamin membuat kita terkagum-kagum.
Selain itu, air tawar yang mengalir di sungai-sungai dengan begitu melimpahnya, lengkap dengan air terjun serta kolam-kolam alami, sudah pasti menambah keindahan pulau ini. Sebuah resor mewah, Amanwana pun telah telah didirikan untuk melayani wisatawan. Konon, tokoh-tokoh ternama seperti Lady Di dan Mick Jagger sudah pernah menginap disana lho. Kamu-kamu nggak mau kalah kan sama mereka?
2. Desa Ubud, Bali
Julukan 'Heaven for Spa Lovers' tepat diraih desa yang terkenal dengan budaya, keunikan citarasa dan kealamiannya ini. Para pasangan baru akan mendapat ketenangan jiwa raga dengan melihat pemandangan pegunungan yang hijau dan indahnya sawah bertingkat.
Desa ini juga diyakini bisa memberikan inspirasi dan sejuta ketenangan. Tempat ini dirasa benar-benar cocok untuk semua orang yang mendambakan kadamaian dan ketenangan. Artinya, sangat pas bagi pasangan baru yang ingin berduaan dong...
3. Taman Laut Bunaken, Manado, Sulawesi Utara
Bunaken adalah sebuah pulau di Teluk Manado, nah di sekitar pulau tersebut terdapat Taman Laut bunaken yang eksotis. Taman laut ini merupakan salah satu laut yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia lho. Tak heran aktivitas scuba diving menarik banyak pengunjung (wisatawan).
Bagi pasangan yang menyukai pantai lengkap dengan segala aktivitasnya, Bunaken merupakan tempat yang tepat untuk kamu. Apalagi ada resor yang berlokasi sangat strategis dengan pemandangan alam Bunaken yang indah, dijamin tak terlupakan deh bulan madu kamu.
sumber: http://haxims.blogspot.com/2009/12/3-tempat-bulan-madu-paling-romantis-di.html
Jumat, 17 Desember 2010
Korea Selatan Curigai Indonesia Akan Dukung Korea Utara
Presiden Korsel Lee Myung-bak saat berpidato pada pembukaan BDF III, di Nusa Dua, Bali.
Korea Selatan tidak mengangkat konflik Semenanjung Korea di Bali Democracy Forum (BDF) III karena masih mencurigai sikap politik Indonesia, apakah netral atau sebaliknya berpihak pada Korea Utara.Penilaian tersebut disampaikan Ketua Dewan Penasihat LSM Forum Asia untuk HAM dan Demokrasi Anselmo Lee di Denpasar. Saat berpidato pada pembukaan BDF III, di Nusa Dua, Bali, Presiden Korsel Lee Myung-bak, sama sekali tidak menyinggung konflik di Semanjung Korea. Padahal, Indonesia dalam beberapa kali kesempatan, menyatakan kesiapannya guna membantu memberikan solusi dalam mengatasi krisis Semenanjung Korea baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pula dengan sikap Jepang seperti disampaikan Menlu Maehara yang menyatakan akan menyampaikan pemikiran Jepang, terhadap peristiwa penembakan peluru artileri oleh Korea Utara yang terjadi baru-baru ini. Dari pengamatan dia, ada sejumlah alasan Presiden Korsel enggan menjelaskan konflik Semenanjung Korea dalam forum yang dihadiri 71 negara kawasan Asia Pasifik itu.
"Presiden Korsel merasa malu, sebab dia dinilai gagal mengelola konflik yang terjadi," ucap aktivis LSM asal Korsel ini. Alasan kedua, Presiden Myung-bak belum mengetahui, bahkan terkesan mencurigai sikap politik Indonesia, terhadap konflik yang sedang terjadi saat ini. Banyak warga Korsel mengira jika kedatangan Presiden Myung-bak ke Pulau Dewata, guna bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk kerja sama bidang industri pertahanan. "Jadi Presiden tidak membawa agenda atau memasukkan konflik Semenanjung Korea dalam pertemuan BDF III di Bali," ucapnya. Dengan posisi diplomasi Indonesia tersebut, sebenarnya menjadi sangat strategis dalam rangka penyelesaian konflik antara Korsel dan Korut. Semestinya, Presiden Korsel memanfaatkan BDF III, untuk melakukan negosiasi dengan Indonesia. "Bukan sebaliknya tidak menjelaskan masalah tersebut atau bahkan menganggapnya mudah diselesaikan sendiri," tutupnya. Tidak adanya pembahasan secara spesifik mengenai semenanjung Korea dalam BDF III, dibenarkan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Kusuma Habir. Menurutnya, penyelesaian konflik tersebut mau tidak mau masuk lewat ranah demokrasi.
"Hampir semua peserta BDF III, menyatakannya keprihatinannya terhadap konflik di Semenanjung Korea," ujar Kusuma dalam jumpa pers menjelang penutupan BDF III. Meskipun tidak ada agenda spesifik, namun sebenarnya masalah Semenanjung Korea telah disinggung dalam sesi pembahasan yang berkaitan, antara bagaimana upaya pencegahan dan penyelesaian konflik di Semenanjung Korea.
Indonesia, Raja Satelit Nano!
Surabaya - Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012, karena pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai.
'Mulai tahun ini (2009), kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus,' kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy H.B. Wicaksono, PhD., di Surabaya, Senin.
Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia.
'INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa,' katanya.
Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) pada tahun 1934-1998 itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya.
'Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian,' kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu.
Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan.
'Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya,' katanya.
Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit.
'Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran,' katanya.
Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng. Son Kuswadi, menyatakan dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar.
'Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan,' katanya.
Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011.
'Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu,' katanya.
Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. 'Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca,' katanya.
sumber : http://info-unik-dunia.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)