Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesia
Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
Sejarah berdirinya palang merah dan bulan sabit merah:
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.
PERAN DAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
+ Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+ Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+ Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+ Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
Cari Blog Ini
Kamis, 23 Desember 2010
Teleskop Senilai Rp 2,4 Triliun Terkubur di Bawah Kutub Selatan
Siapa sangka ada sebuah teleskop bernilai US$ 271 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun yang terkubur di bawah kutub selatan. Teleskop itu berada di dalam IceCube Neutrino Observatory dan dibangun lebih dari satu dekade lalu.
Teleskop besar itu terletak 1.400 meter di bawah tanah dan dioperasikan oleh University of Wisconsin-Madison dan National Science Foundation, dengan dana patungan dari Amerika Serikat, Belgia, Jerman, dan Swedia.
Peneliti dari Barbados, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Swiss dan Inggris menggunakan teleskop ini untuk menemukan partikel energi yang sangat besar atau subatom neutrino yang berasal dari ledakan supernova, ledakan sinar gamma dan lubang hitam.
Observatorium IceCube ini dirancang untuk mendeteksi cahaya biru, atau biasa disebut radiasi Cherenkov yang muncul dari reaksi neutrino individu ketika menabrak atom es. Menurut tim Observatorium IceCube, dipilihnya kutub selatan sebagai tempat membangun teleskop supaya peneliti dapat meminimalkan resiko distorsi terhadap hasil eksperimen.
Untuk membangun sebuah observatorium raksasa di bawah gunung es, para ilmuwan dari University of Wisconsin awalnya membuat bor air panas yang mampu menembus 1,2 mil lapisan es dari Antartika.
Sejarah Daftar Prasasti Kuno Indonesia
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi.
Kata prasasti berasal dari bahasa Sansekerta, dengan arti sebenarnya adalah “pujian”. Namun kemudian dianggap sebagai “piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan”. Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat.
Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara serta bahasa-bahasa asli Nusantara dan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta.
Di bawah ini daftar prasasti. Semua tahun yang disebut di bawah ini adalah tahun Masehi.
1. Prasasti Mulawarman, Kutai, +/- 400, Bahasa Sansekerta.
2. Prasasti Tarumanagara, Ciaruteun Jawa Barat, +/- 400. Bahasa Sansekerta.
3. Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Bahasa Sansekerta.
4. Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan, 16 Juni 682, Bahasa Melayu.
5. Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatra Selatan, 23 Maret 684, Bahasa Melayu.
6. Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686, Bahasa Melayu.
7. Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7, Bahasa Melayu.
8. Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatra Selatan, abad ke-7, Bahasa Melayu.
9. Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7, Bahasa Melayu.
10. Prasasti Canggal, Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah, 732, Bahasa Sansekerta.
11. Prasasti Mañjuçrighra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792M, Bahasa Melayu.
12. Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804, Bahasa Jawa Kuno.
13. Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824, Bahasa Jawa Kuno.
14. Prasasti Tri Tepusan, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, 842, Bahasa Sansekerta.
15. Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuna dan Jawa Kuna)
16. Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832, Bahasa Melayu.
17. Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856, Bahasa Jawa Kuno.
18. Keping Tembaga Laguna, Manila, Filipina, 900, Bahasa Melayu.
19. Prasasti Taji, 901, Bahasa Jawa Kuno.
20. Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907, Bahasa Jawa Kuno.
21. Prasasti Rukam, 907, Bahasa Jawa Kuno.
22. Prasasti Wanua Tengah III, 908, Bahasa Jawa Kuno.
23. Prasasti Blanjong, Bali, 913, Bahasa Bali.
24. Prasasti Bebetin, Bali, 1049 (salinan dari asli yang berasal dari tahun 896), Bahasa Bali.
25. Prasasti Rumatak, Geger Hanjuang, desa Rawagirang, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat ~ 1111, Bahasa Sunda.
26. Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255, Bahasa Sansekerta.
27. Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255, Bahasa Jawa Kuno.
28. Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269, Bahasa Jawa Kuno.
29. Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275, Bahasa Jawa Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, Bahasa Melayu.
30. Prasasti Terengganu, Trengganu (Malaysia), (abad ke-14, yaitu 1303, 1326 atau 1386), Bahasa Melayu.
31. Prasasti Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat ~ 1350, Bahasa Sunda.
32. Prasasti Minye Tujuh, Minye Tujuh, Aceh, 1380, Bahasa Melayu Kuno.
33. Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351, Bahasa Jawa Kuno.
34. Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450, Bahasa Jawa Kuno.
35. Prasasti Galuh, Galuh, Ciamis, Jawa Barat ~ 1470, Bahasa Sunda.
36. Prasasti Kebantenan, Bekasi, Jawa Barat ~ 1521, Bahasa Sunda.
37. Padrão Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara, 21 Agustus 1522, Bahasa Portugis.
38. Prasasti Batutulis, Bogor ~ 1533, Bahasa Sunda.
39. Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938, Bahasa Jawa Kuno.
40. Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun. Bahasa Jawa Kuno.
41. Prasasti Ulubelu, Lampung, Bahasa Sunda.
42. Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
43. Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
44. Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
45. Prasasti Hulu Dayeuh, Huludayeuh, desa Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat, Bahasa Sunda.
46. Prasasti Cikajang, Cikajang, Garut, Jawa Barat, Bahasa Sunda.
Kata prasasti berasal dari bahasa Sansekerta, dengan arti sebenarnya adalah “pujian”. Namun kemudian dianggap sebagai “piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan”. Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat.
Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara serta bahasa-bahasa asli Nusantara dan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta.
Di bawah ini daftar prasasti. Semua tahun yang disebut di bawah ini adalah tahun Masehi.
1. Prasasti Mulawarman, Kutai, +/- 400, Bahasa Sansekerta.
2. Prasasti Tarumanagara, Ciaruteun Jawa Barat, +/- 400. Bahasa Sansekerta.
3. Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Bahasa Sansekerta.
4. Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan, 16 Juni 682, Bahasa Melayu.
5. Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatra Selatan, 23 Maret 684, Bahasa Melayu.
6. Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686, Bahasa Melayu.
7. Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7, Bahasa Melayu.
8. Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatra Selatan, abad ke-7, Bahasa Melayu.
9. Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7, Bahasa Melayu.
10. Prasasti Canggal, Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah, 732, Bahasa Sansekerta.
11. Prasasti Mañjuçrighra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792M, Bahasa Melayu.
12. Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804, Bahasa Jawa Kuno.
13. Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824, Bahasa Jawa Kuno.
14. Prasasti Tri Tepusan, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, 842, Bahasa Sansekerta.
15. Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuna dan Jawa Kuna)
16. Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832, Bahasa Melayu.
17. Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856, Bahasa Jawa Kuno.
18. Keping Tembaga Laguna, Manila, Filipina, 900, Bahasa Melayu.
19. Prasasti Taji, 901, Bahasa Jawa Kuno.
20. Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907, Bahasa Jawa Kuno.
21. Prasasti Rukam, 907, Bahasa Jawa Kuno.
22. Prasasti Wanua Tengah III, 908, Bahasa Jawa Kuno.
23. Prasasti Blanjong, Bali, 913, Bahasa Bali.
24. Prasasti Bebetin, Bali, 1049 (salinan dari asli yang berasal dari tahun 896), Bahasa Bali.
25. Prasasti Rumatak, Geger Hanjuang, desa Rawagirang, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat ~ 1111, Bahasa Sunda.
26. Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255, Bahasa Sansekerta.
27. Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255, Bahasa Jawa Kuno.
28. Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269, Bahasa Jawa Kuno.
29. Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275, Bahasa Jawa Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, Bahasa Melayu.
30. Prasasti Terengganu, Trengganu (Malaysia), (abad ke-14, yaitu 1303, 1326 atau 1386), Bahasa Melayu.
31. Prasasti Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat ~ 1350, Bahasa Sunda.
32. Prasasti Minye Tujuh, Minye Tujuh, Aceh, 1380, Bahasa Melayu Kuno.
33. Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351, Bahasa Jawa Kuno.
34. Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450, Bahasa Jawa Kuno.
35. Prasasti Galuh, Galuh, Ciamis, Jawa Barat ~ 1470, Bahasa Sunda.
36. Prasasti Kebantenan, Bekasi, Jawa Barat ~ 1521, Bahasa Sunda.
37. Padrão Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara, 21 Agustus 1522, Bahasa Portugis.
38. Prasasti Batutulis, Bogor ~ 1533, Bahasa Sunda.
39. Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938, Bahasa Jawa Kuno.
40. Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun. Bahasa Jawa Kuno.
41. Prasasti Ulubelu, Lampung, Bahasa Sunda.
42. Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
43. Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
44. Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah, Bahasa Melayu.
45. Prasasti Hulu Dayeuh, Huludayeuh, desa Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat, Bahasa Sunda.
46. Prasasti Cikajang, Cikajang, Garut, Jawa Barat, Bahasa Sunda.
Tradisi Perang Suku di Pedalaman Mimika Papua
Dipicu Dendam Antar keluarga atau Kasus Perselingkuhan
Perang antarsuku seakan masih menjadi tradisi di beberapa daerah
pedalaman Papua. Termasuk perang di Kelurahan Kwamki Lama, Distrik Mimika Baru,
Kabupaten Mimika, antara suku Dani dan suku Damal . Apa
pemicunya?
Laporan S AMBING dan KISS RG KOIBUR, Timika
DI wilayah Kabupaten Mimika ada tujuh suku. Mereka adalah Amungme,
Kamoro, Dani, Damal, Nduga, Mee, dan Moni. Biasanya, kelompok-kelompok ini
dipisahkan oleh letak geografis. Namun, bisa jadi, sebuah desa atau distrik
ditinggali lebih dari satu suku.
Suku Kamoro, misalnya, tinggal di dataran rendah hingga bagian pantai
Mimika. Suku Amungme banyak mendiami daerah pegunungan. Kedua suku tersebut
banyak disebut orang sebagai suku asli Mimika. Lima suku lain datang dari
wilayah kabupaten sekitar Mimika.
Suku Dani berasal dari bagian barat Kabupaten Jayawijaya (Wamena). Suku
Damal berasal dari Mulia, pertengahan antara Kabupaten Jayawijaya dengan
Kabupaten Paniai.
Kepala Suku Dani, sekaligus anggota DPRD Mimika, Philipus Wakerwa kepada
JPNN mengungkapkan, pribadi keras dan tegas yang menjadi ciri khas warga
pribumi tidak terlepas dari pengaruh topografi alam dan pola hidup di daerah
pedalaman.
Akibatnya, saat berhadapan dengan perkembangan daerah yang cukup
signifikan, mereka mengalami keterkejutan budaya (cultural shock). Karena itu,
kuat kesan bahwa warga pedalaman Papua resistan dengan perubahan. Bahkan,
sering mereka menyikapinya dengan emosional.
''Ada dua persoalan yang bisa memicu warga angkat panah. Balas dendam
karena anggota keluarganya disakiti atau kasus perselingkuhan. Biasanya,
perselingkuhan bisa di dalam kerabat atau dengan suku lain," kata Philipus.
Philipus mengatakan, sebagian besar warga pedalaman belum melek hukum.
''Hampir semua warga Dani di sini (Mimika, red) berasal dari daerah pedalaman,
khususnya lembah Baliem (Kabupaten Jayawijaya). Jadi, ketika berhadapan dengan
keharusan mengikuti hukum positif, sangat sulit," ujarnya.
Mereka lebih taat kepada hukum adat daripada hukum nasional. ''Yang lebih
mendominasi pikiran mereka adalah aturan adat. Ini juga terbentuk karena hidup
di pedalaman penuh tantangan. Bukan hanya alam yang keras, tuntutan mencari
nafkah mengharuskan mereka berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun naik turun
gunung dan lembah. Jangan heran apabila watak masyarakat pribumi keras dan
tegas,'' sambung Philipus.
Dia kemudian mencontohkan, kebiasaan yang sekarang ini masih terpelihara
pada suku Dani yang berkaitan dengan pernikahan. Biasanya, seorang pria yang
ingin berkenalan dengan wanita harus membangun komunikasi dengan keluarga dekat
wanita tersebut.
Jika tawaran itu diterima, perempuan bersangkutan melakukan apa yang
disebut warga Dani bingga lakue atau bingga lakarak. Pada tahap ini, perempuan
datang ke rumah laki-laki untuk memasak, lalu pergi. Tugas itu berlangsung
lebih dari satu bulan. Apabila pihak perempuan merasa sudah waktunya
mengetahui sikap orang tua pria, dilakukan upacara koeame wagarak atau
perempuan datang untuk mendengar jawaban dari orang tua pria.
Jika perempuan tersebut rajin dan cocok untuk jadi istri anak
laki-lakinya, selanjutnya pihak orang tua menyampaikan persetujuan.
Tahap ketiga jalinan itu adalah koejiqui atau koejikopopiwogi. Pada tahap
ini, orang tua perempuan mengantar anaknya kepada orang tua laki-laki.
Biasanya, dilakukan acara potong babi dan diselenggarakan pesta adat. Sebelum
diantar, orang tua perempuan merias sendiri anaknya, seperti mengenakan noken,
kulit bia, dan berbagai perlengkapan adat lain.
Setelah mengantar anaknya, orang tua perempuan pulang. Selanjutnya, orang
tua laki-laki mendatangi orang tua perempuan untuk mendata semua jenis
pengeluaran berkaitan dengan acara koejikopopiwogi, terutama biaya untuk
periasan anak menantunya. Acara ini dalam bahasa setempat disebut koewupugi.
Setelah semua pengeluaran direkap, baru dilakukan pembayaran oleh pihak
keluarga pria kepada keluarga perempuan.
Juga dijelaskan oleh Philipus, seorang suku Dani -juga lima suku lain:
Amungme, Moni, Damal, Nudga, Mee- yang meninggal dalam perang harus dibakar.
Pembakaran mayat tersebut merupakan persembahan kepada arwah nenek moyang.
Sebab, kata Philipus, sebelum perang adat, kepala suku dan kepala perang
harus melakukan upacara memanggil arwah. Menurut kepercayaan warga Dani, sudah
ditentukan arwah nenek moyang yang menjaga mereka selama perang.
Setelah membakar, kubu bersangkutan harus menyampaikan pada kubu lawan
tentang nama dan identitas mayat yang dibakar. Menurut Philipus, ini bertujuan
agar kubu lawan senang dan kubu yang menderita tidak mendapat gangguan dari
arwah.
Menurut data yang dihimpun Radar Timika dari sejumlah sumber, baik suku
Dani maupun suku Damal memiliki sejumlah marga. Pada suku Dani, terdapat marga
Wakerwa, Waker, Kogoya, Tabuni, Wenda, dan Magai. Pada suku Damal, marganya
adalah Mom, Murib, Waker, Kum, Kiwak, Kibak, Jolemol, dan Magai.
Tokoh lain masyarakat suku Dani, NW (minta namanya diinisialkan), dan
salah seorang tokoh pemuda suku Damal Edwin Mom yang ditemui JPNN Senin lalu
menjelaskan, secara umum kehidupan suku Dani dan Damal termasuk yang
terbelakang di Papua.
Lambatnya kedua suku itu menerima kemajuan bisa dilihat dari sektor
pendidikan dan sektor kehidupan sosial. Namun, yang paling utama penerimaan
Injil (sebagai kabar baik) yang belum merata diterima masyarakat kedua suku.
NW yang ditemui JPNN di Jalan Sosial, Jalur V Kwamki Lama, mengatakan,
suku Dani dan Damal memang sering berperang. Menurut dia, bentrokan itu
merupakan akibat iman kepercayaan secara umum masyarakat kedua suku belum kuat
(teguh). ''Kabar dari Injil belum seluruhnya diterima masyarakat. Meski ada
yang menerima, tapi hanya seberapa? Alasan itu menjadi dasar kuat sering
terjadi perang walaupun masalah awalnya kecil."
NW kemudian menuturkan penyebab perang dan akibat yang biasanya
ditanggung. Pertama, bila anak gadis orang lain diambil tanpa sepengetahuan
orang tua atau keluarga dekat anak gadis itu. Pada era 1990-an, soal seperti
itu diselesaikan dengan membayar lima ekor babi. Tapi, kemudian, denda bisa
dibayar dengan uang.
Kedua, bila istri berselingkuh dengan pria lain (meksipun si lelaki
bagian keluarga). Penyelesaiannya didenda lima ekor babi. ''Setelah itu bisa
akur kembali. Tapi, bila pihak laki-laki bersikeras, maka setelah dibuat denda
adat, sang istri dicerai."
Ketiga, pencurian terhadap barang berharga seperti kulit kerang yang
sering dipakai sebagai maskawin pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
Penyelesaiannya dibuat acara potong dua ekor babi, lalu barang berharga yang
dicuri itu dikembalikan.
Keempat, pencurian terhadap hewan piaraan, seperti babi, burung, atau
tanaman di kebun (ladang). Penyelesaiannya, diselenggarakan rapat, lalu
dilakukan pembayaran denda tiga ekor babi sebagai ganti rugi.
Kelima, bila ada dua orang berbeda marga makan bersama, setelah saling
berpisah kemudian salah satunya sakit. Ini bisa menimbulkan rasa curiga kepada
orang yang sebelumnya makan bersama si sakit.
Keenam, bila ada sepuluh orang bekerja di ladang, kemudian salah satu di
antaranya terluka. Kecurigaan korban dilukai oleh sembilan orang lain bisa
muncul bila tidak ada penjelasan kepada keluarganya.
Ketujuh, misalnya ada tiga anak kecil bermain bersama, kemudian salah
satunya tiba-tiba sakit. Dua anak lainnya akan dimintai penjelasan. Bila tidak
ada penjelasan yang baik dari kedua anak tersebut, orang tua akan
menyelesaikannya.
Dalam kehidupan sehari-hari suku Dani, kata NW, rasa curiga masih tinggi.
Seorang laki-laki yang kedapatan berjalan dengan seorang gadis tanpa ikatan
resmi, misalnya, bisa menyulut perang.
Menyikapi perbedaan suku dan budaya warganya, Bupati Kabupaten Mimika
Klemen Tinal menegaskan bahwa semua suku di wilayahnya, asli maupun pendatang,
mendapat perlakuan sama dalam memperoleh kehidupan yang layak.
Ditemui JPNN di Kwamki Lama saat bertemu dengan warga kubu tengah, Rabu
(2/8), bupati menyatakan, meskipun ada suku asli seperti Kamoro dan Amungme
ditambah Suku Dani, Damal, Mee, Nduga, dan Moni, serta suku-suku lain dari
Papua maupun luar, perlakuan yang diberikan sama.
''Baik itu pembinaan serta pelayanan akan dilakukan sama, tidak ada
perbedaan," ujarnya.
Penerapan hukum positif pun diinginkan bupati dalam menangani berbagai
persoalan di tengah masyarakat. ''Hukum positif yang akan mengikat semua.
Dengan hukum (positif) ini, semua akan hidup berdampingan satu dengan yang
lain. Dan di Mimika ini tidak ada masalah suku,'' ujarnya
Perang antarsuku seakan masih menjadi tradisi di beberapa daerah
pedalaman Papua. Termasuk perang di Kelurahan Kwamki Lama, Distrik Mimika Baru,
Kabupaten Mimika, antara suku Dani dan suku Damal . Apa
pemicunya?
Laporan S AMBING dan KISS RG KOIBUR, Timika
DI wilayah Kabupaten Mimika ada tujuh suku. Mereka adalah Amungme,
Kamoro, Dani, Damal, Nduga, Mee, dan Moni. Biasanya, kelompok-kelompok ini
dipisahkan oleh letak geografis. Namun, bisa jadi, sebuah desa atau distrik
ditinggali lebih dari satu suku.
Suku Kamoro, misalnya, tinggal di dataran rendah hingga bagian pantai
Mimika. Suku Amungme banyak mendiami daerah pegunungan. Kedua suku tersebut
banyak disebut orang sebagai suku asli Mimika. Lima suku lain datang dari
wilayah kabupaten sekitar Mimika.
Suku Dani berasal dari bagian barat Kabupaten Jayawijaya (Wamena). Suku
Damal berasal dari Mulia, pertengahan antara Kabupaten Jayawijaya dengan
Kabupaten Paniai.
Kepala Suku Dani, sekaligus anggota DPRD Mimika, Philipus Wakerwa kepada
JPNN mengungkapkan, pribadi keras dan tegas yang menjadi ciri khas warga
pribumi tidak terlepas dari pengaruh topografi alam dan pola hidup di daerah
pedalaman.
Akibatnya, saat berhadapan dengan perkembangan daerah yang cukup
signifikan, mereka mengalami keterkejutan budaya (cultural shock). Karena itu,
kuat kesan bahwa warga pedalaman Papua resistan dengan perubahan. Bahkan,
sering mereka menyikapinya dengan emosional.
''Ada dua persoalan yang bisa memicu warga angkat panah. Balas dendam
karena anggota keluarganya disakiti atau kasus perselingkuhan. Biasanya,
perselingkuhan bisa di dalam kerabat atau dengan suku lain," kata Philipus.
Philipus mengatakan, sebagian besar warga pedalaman belum melek hukum.
''Hampir semua warga Dani di sini (Mimika, red) berasal dari daerah pedalaman,
khususnya lembah Baliem (Kabupaten Jayawijaya). Jadi, ketika berhadapan dengan
keharusan mengikuti hukum positif, sangat sulit," ujarnya.
Mereka lebih taat kepada hukum adat daripada hukum nasional. ''Yang lebih
mendominasi pikiran mereka adalah aturan adat. Ini juga terbentuk karena hidup
di pedalaman penuh tantangan. Bukan hanya alam yang keras, tuntutan mencari
nafkah mengharuskan mereka berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun naik turun
gunung dan lembah. Jangan heran apabila watak masyarakat pribumi keras dan
tegas,'' sambung Philipus.
Dia kemudian mencontohkan, kebiasaan yang sekarang ini masih terpelihara
pada suku Dani yang berkaitan dengan pernikahan. Biasanya, seorang pria yang
ingin berkenalan dengan wanita harus membangun komunikasi dengan keluarga dekat
wanita tersebut.
Jika tawaran itu diterima, perempuan bersangkutan melakukan apa yang
disebut warga Dani bingga lakue atau bingga lakarak. Pada tahap ini, perempuan
datang ke rumah laki-laki untuk memasak, lalu pergi. Tugas itu berlangsung
lebih dari satu bulan. Apabila pihak perempuan merasa sudah waktunya
mengetahui sikap orang tua pria, dilakukan upacara koeame wagarak atau
perempuan datang untuk mendengar jawaban dari orang tua pria.
Jika perempuan tersebut rajin dan cocok untuk jadi istri anak
laki-lakinya, selanjutnya pihak orang tua menyampaikan persetujuan.
Tahap ketiga jalinan itu adalah koejiqui atau koejikopopiwogi. Pada tahap
ini, orang tua perempuan mengantar anaknya kepada orang tua laki-laki.
Biasanya, dilakukan acara potong babi dan diselenggarakan pesta adat. Sebelum
diantar, orang tua perempuan merias sendiri anaknya, seperti mengenakan noken,
kulit bia, dan berbagai perlengkapan adat lain.
Setelah mengantar anaknya, orang tua perempuan pulang. Selanjutnya, orang
tua laki-laki mendatangi orang tua perempuan untuk mendata semua jenis
pengeluaran berkaitan dengan acara koejikopopiwogi, terutama biaya untuk
periasan anak menantunya. Acara ini dalam bahasa setempat disebut koewupugi.
Setelah semua pengeluaran direkap, baru dilakukan pembayaran oleh pihak
keluarga pria kepada keluarga perempuan.
Juga dijelaskan oleh Philipus, seorang suku Dani -juga lima suku lain:
Amungme, Moni, Damal, Nudga, Mee- yang meninggal dalam perang harus dibakar.
Pembakaran mayat tersebut merupakan persembahan kepada arwah nenek moyang.
Sebab, kata Philipus, sebelum perang adat, kepala suku dan kepala perang
harus melakukan upacara memanggil arwah. Menurut kepercayaan warga Dani, sudah
ditentukan arwah nenek moyang yang menjaga mereka selama perang.
Setelah membakar, kubu bersangkutan harus menyampaikan pada kubu lawan
tentang nama dan identitas mayat yang dibakar. Menurut Philipus, ini bertujuan
agar kubu lawan senang dan kubu yang menderita tidak mendapat gangguan dari
arwah.
Menurut data yang dihimpun Radar Timika dari sejumlah sumber, baik suku
Dani maupun suku Damal memiliki sejumlah marga. Pada suku Dani, terdapat marga
Wakerwa, Waker, Kogoya, Tabuni, Wenda, dan Magai. Pada suku Damal, marganya
adalah Mom, Murib, Waker, Kum, Kiwak, Kibak, Jolemol, dan Magai.
Tokoh lain masyarakat suku Dani, NW (minta namanya diinisialkan), dan
salah seorang tokoh pemuda suku Damal Edwin Mom yang ditemui JPNN Senin lalu
menjelaskan, secara umum kehidupan suku Dani dan Damal termasuk yang
terbelakang di Papua.
Lambatnya kedua suku itu menerima kemajuan bisa dilihat dari sektor
pendidikan dan sektor kehidupan sosial. Namun, yang paling utama penerimaan
Injil (sebagai kabar baik) yang belum merata diterima masyarakat kedua suku.
NW yang ditemui JPNN di Jalan Sosial, Jalur V Kwamki Lama, mengatakan,
suku Dani dan Damal memang sering berperang. Menurut dia, bentrokan itu
merupakan akibat iman kepercayaan secara umum masyarakat kedua suku belum kuat
(teguh). ''Kabar dari Injil belum seluruhnya diterima masyarakat. Meski ada
yang menerima, tapi hanya seberapa? Alasan itu menjadi dasar kuat sering
terjadi perang walaupun masalah awalnya kecil."
NW kemudian menuturkan penyebab perang dan akibat yang biasanya
ditanggung. Pertama, bila anak gadis orang lain diambil tanpa sepengetahuan
orang tua atau keluarga dekat anak gadis itu. Pada era 1990-an, soal seperti
itu diselesaikan dengan membayar lima ekor babi. Tapi, kemudian, denda bisa
dibayar dengan uang.
Kedua, bila istri berselingkuh dengan pria lain (meksipun si lelaki
bagian keluarga). Penyelesaiannya didenda lima ekor babi. ''Setelah itu bisa
akur kembali. Tapi, bila pihak laki-laki bersikeras, maka setelah dibuat denda
adat, sang istri dicerai."
Ketiga, pencurian terhadap barang berharga seperti kulit kerang yang
sering dipakai sebagai maskawin pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
Penyelesaiannya dibuat acara potong dua ekor babi, lalu barang berharga yang
dicuri itu dikembalikan.
Keempat, pencurian terhadap hewan piaraan, seperti babi, burung, atau
tanaman di kebun (ladang). Penyelesaiannya, diselenggarakan rapat, lalu
dilakukan pembayaran denda tiga ekor babi sebagai ganti rugi.
Kelima, bila ada dua orang berbeda marga makan bersama, setelah saling
berpisah kemudian salah satunya sakit. Ini bisa menimbulkan rasa curiga kepada
orang yang sebelumnya makan bersama si sakit.
Keenam, bila ada sepuluh orang bekerja di ladang, kemudian salah satu di
antaranya terluka. Kecurigaan korban dilukai oleh sembilan orang lain bisa
muncul bila tidak ada penjelasan kepada keluarganya.
Ketujuh, misalnya ada tiga anak kecil bermain bersama, kemudian salah
satunya tiba-tiba sakit. Dua anak lainnya akan dimintai penjelasan. Bila tidak
ada penjelasan yang baik dari kedua anak tersebut, orang tua akan
menyelesaikannya.
Dalam kehidupan sehari-hari suku Dani, kata NW, rasa curiga masih tinggi.
Seorang laki-laki yang kedapatan berjalan dengan seorang gadis tanpa ikatan
resmi, misalnya, bisa menyulut perang.
Menyikapi perbedaan suku dan budaya warganya, Bupati Kabupaten Mimika
Klemen Tinal menegaskan bahwa semua suku di wilayahnya, asli maupun pendatang,
mendapat perlakuan sama dalam memperoleh kehidupan yang layak.
Ditemui JPNN di Kwamki Lama saat bertemu dengan warga kubu tengah, Rabu
(2/8), bupati menyatakan, meskipun ada suku asli seperti Kamoro dan Amungme
ditambah Suku Dani, Damal, Mee, Nduga, dan Moni, serta suku-suku lain dari
Papua maupun luar, perlakuan yang diberikan sama.
''Baik itu pembinaan serta pelayanan akan dilakukan sama, tidak ada
perbedaan," ujarnya.
Penerapan hukum positif pun diinginkan bupati dalam menangani berbagai
persoalan di tengah masyarakat. ''Hukum positif yang akan mengikat semua.
Dengan hukum (positif) ini, semua akan hidup berdampingan satu dengan yang
lain. Dan di Mimika ini tidak ada masalah suku,'' ujarnya
Mengamati Pelabuhan Rotterdam Gerbang Dunia Eropa
Jika ada satu tempat yang membuat Belanda menjadi negara perdagangan yang penting saat ini, maka tempat itu adalah Rotterdam. Pelabuhan Rotterdam terletak di lokasi bertemunya sungai-sungai besar di Eropa, dapat dicapai oleh kapal laut dan saat ini dapat mencapai tujuan pasar dengan satu juta orang hanya dalam perjalanan satu hari. Rotterdam menjadi pilihan yang masuk akal sebagai pelabuhan utama di Eropa. Pembangunan kembali pelabuhan tersebut menjadi prioritas utama setelah berakhirnya perang di Belanda. Pelabuhan Rotterdam rusak parah selama Perang Dunia Kedua, hampir setengahnya hancur. Perdagangan dengan Jerman berhasil diperbaiki, sebagian karena kebangkitan kembali Jerman dan sebagian lagi karena kerjasama yang berhasil antar negara-negara Eropa. Pertumbuhan ekonomi begitu tingginya sehingga pada tahun 1950-an perluasan pelabuhan diperlukan, maka dibangunlah Eemhaven dan Botlek.
Rotterdam baru menjadi pelabuhan utama di Belanda pada Abad ke-19. Walaupun kota itu sudah ada sejak lama, namun belum diperhitungkan sebagai pelabuhan yang penting. Sekitar tahun 1250-an, sebuah bendungan dibangun di sekitar Sungai Rotte yang kecil untuk mencegah masuknya terlalu banyak garam ke sungai tersebut dari laut. Di bendungan, barang-barang dipindahkan dengan tangan dari perahu ke kapal-kapal laut – inilah awal dari pelabuhan Rotterdam. Pada Abad ke-16, Rotterdam berkembang menjadi pelabuhan perikanan yang penting dan kemudian kota tersebut berperan penting dalam berbagai ekspedisi kolonial. Namun demikian, Rotterdam tidak pernah menjadi pusat perdagangan kolonial : pelabuhan saat itu terlalu sulit untuk dicapai dari laut dan juga berbagai kantor keuangan dan usaha membuka kantor mereka di Amsterdam.
Pada paruh kedua Abad ke-19, pelabuhan tersebut berubah sangat dramatis. Pertambangan dan industri mulai berkembang di Ruhrgebiet Jerman. Selain itu, Rotterdam sudah sangat mudah dicapai melalui laut. Di bawah pimpinan seorang insinyur perairan bernama Pieter Caland bukit pasir di pesisir Hoek van Holland dipotong dan jalur baru digali menuju pelabuhan Rotterdam : Nieuwe Waterweg (Jalur air yang baru). Dipelabuhannya sendiri cekungan-cekungan yang baru digali. Alat angkut bertenaga uap dan mesin lainnya memfasilitasi keluar masuk barang, dan kereta api barang mengangkut barang-barang dengan cepat.
Pelabuhan Rotterdam telah tumbuh terus sepanjang empat puluh tahun, antara lain dengan pembangunan Europoort dan Maasvlakte. Pemerintah Belanda menganggap penting untuk membuat pelabuhan Rotterdam selalu kompetitif. Sebagaimana halnya Bandara Schiphol, Rotterdam adalah pelabuhan utama, penghubung bagi kegiatan dagang internasional Belanda. Globalisasi berarti bahwa barang-barang diangkut secara intensif dari satu belahan dunia ke belahan dunia lainnya. Persaingan semakin meningkat – bahkan di antara berbagai pelabuhan. Dengan alasan ini, negara memberi perhatian ekstra terhadap desain dan aksesibilitas pelabuhan Rotterdam. Betuweroute, jalur kereta api barang yang baru antara Rotterdam dan Jerman, adalah salah satu proyek yang akan menjadi fondasi bagi masa depan pelabuhan itu.
Rotterdam baru menjadi pelabuhan utama di Belanda pada Abad ke-19. Walaupun kota itu sudah ada sejak lama, namun belum diperhitungkan sebagai pelabuhan yang penting. Sekitar tahun 1250-an, sebuah bendungan dibangun di sekitar Sungai Rotte yang kecil untuk mencegah masuknya terlalu banyak garam ke sungai tersebut dari laut. Di bendungan, barang-barang dipindahkan dengan tangan dari perahu ke kapal-kapal laut – inilah awal dari pelabuhan Rotterdam. Pada Abad ke-16, Rotterdam berkembang menjadi pelabuhan perikanan yang penting dan kemudian kota tersebut berperan penting dalam berbagai ekspedisi kolonial. Namun demikian, Rotterdam tidak pernah menjadi pusat perdagangan kolonial : pelabuhan saat itu terlalu sulit untuk dicapai dari laut dan juga berbagai kantor keuangan dan usaha membuka kantor mereka di Amsterdam.
Pada paruh kedua Abad ke-19, pelabuhan tersebut berubah sangat dramatis. Pertambangan dan industri mulai berkembang di Ruhrgebiet Jerman. Selain itu, Rotterdam sudah sangat mudah dicapai melalui laut. Di bawah pimpinan seorang insinyur perairan bernama Pieter Caland bukit pasir di pesisir Hoek van Holland dipotong dan jalur baru digali menuju pelabuhan Rotterdam : Nieuwe Waterweg (Jalur air yang baru). Dipelabuhannya sendiri cekungan-cekungan yang baru digali. Alat angkut bertenaga uap dan mesin lainnya memfasilitasi keluar masuk barang, dan kereta api barang mengangkut barang-barang dengan cepat.
Pelabuhan Rotterdam telah tumbuh terus sepanjang empat puluh tahun, antara lain dengan pembangunan Europoort dan Maasvlakte. Pemerintah Belanda menganggap penting untuk membuat pelabuhan Rotterdam selalu kompetitif. Sebagaimana halnya Bandara Schiphol, Rotterdam adalah pelabuhan utama, penghubung bagi kegiatan dagang internasional Belanda. Globalisasi berarti bahwa barang-barang diangkut secara intensif dari satu belahan dunia ke belahan dunia lainnya. Persaingan semakin meningkat – bahkan di antara berbagai pelabuhan. Dengan alasan ini, negara memberi perhatian ekstra terhadap desain dan aksesibilitas pelabuhan Rotterdam. Betuweroute, jalur kereta api barang yang baru antara Rotterdam dan Jerman, adalah salah satu proyek yang akan menjadi fondasi bagi masa depan pelabuhan itu.
36 Strategi Perang Ala Sun Tzu
Bab 1. Strategi untuk Menang
Strategi 1
Perdaya Langit untuk melewati Samudera.
Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.
Strategi 2
Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.
Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.
Strategi 3
Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)
Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4
Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.
Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.
Strategi 5
Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.)
Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6
Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.
Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.
Bab 2. Strategi Berhadapan dengan Musuh
Strategi 7
Buatlah sesuatu untuk hal kosong.
Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.
Strategi 8
Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.)
Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.
Strategi 9
Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.
Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.
Strategi 10
Pisau tersarung dalam senyum.
Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.
Strategi 11
Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.)
Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.
Strategi 12
Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.)
Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.
Bab 3. Strategi Penyerangan
Strategi 13
Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.
Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.
Strategi 14
Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)
Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.
Strategi 15
Giring macan untuk meninggalkan sarangnya.
Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Strategi 16
Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.
Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17
Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.
Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.
Strategi 18
Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya.
Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.
Bab 4. Strategi Chaos/Kekacauan
Strategi 19
Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)
Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20
Memancing di air keruh.
Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Strategi 21
Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)
Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22
Tutup pintu untuk menangkap pencuri.
Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.
Strategi 23
Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.
Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24
Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.
Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.
Bab 5
Strategy 25
Gantikan balok dengan kayu jelek.
Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.
Strategi 26
Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya.
Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27
Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.)
Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.
Strategi 28
Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)
Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.
Strategi 29
Hias pohon dengan bunga palsu.
Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.
Strategi 30
Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.
Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.
Bab 6 Strategi Kalah
Strategi 31
Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)
Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.
Strategi 32
Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.)
Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.
Strategi 33
Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)
Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.
Strategi 34
Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)
Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35
Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.)
Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.
Strategi 36
Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:
“Jika seluruhnya gagal, mundur”
Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!
Langganan:
Postingan (Atom)