Sayup-sayup suara kidung terdengar tak lama setelah lampu padam. Dipimpin seorang perempuan yang bermahkotakan lilin-lilin dan bergaun putih, belasan orang yang mengikutnya kemudian bernyanyi merdu. Penampilan mereka membawa suasana terang dan ceria di tengah suasana gelap dengan mengajak hadirin bernyanyi bersama.
Suasana khidmat itu berlangsung di kediaman Ewa Polano, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, 16 Desember 2010. Bersama dua ratus hadirin, Polano dan masyarakat Swedia yang berdomisili di Jakarta merayakan suatu tradisi menyambut Natal.
Di Swedia, tradisi itu disebut perayaan Santa Lucia, atau disingkat "Perayaan Lucia." Menurut berbagai referensi, Lucia merupakan seorang perempuan di Sicilia, Italia, yang hidup di akhir abad ke-3. Berasal dari keluarga kaya, Lucia mendedikasikan dirinya membantu kaum miskin dan tidak mau dinikahkan paksa demi membaktikan diri kepada Tuhan. Lucia akhirnya dikenang sebagai tokoh suci.
"Tradisi ini untuk mengenang seorang tokoh suci dari Sicilia bernama Lucia. Dia hadir di tengah kegelapan di musim dingin sebagai simbol cahaya dan kekuatan yang baik di dalam hidup,"kata Polano.
Maka, dalam perayaan tahunan itu, Lucia disimbolkan sebagai perempuan bergaun putih dengan mengenakan mahkota lilin di kepala. Dia diikuti sejumlah pendamping perempuan (tarnor) dan laki-laki (stjärngossar). Sama-sama mengenakan baju putih, para tarnor mengenakan ikat kepala sedangkan yang laki-laki memakai topi kerucut dengan hiasan logo bintang.
"Mereka bernyanyi lagu-lagu pujian untuk Lucia. Mereka selanjutnya membawa berbagai bingkisan berupa kopi, roti khas Swedia (lussekatter) dan biskuit jahe," kata Polano.
Suasana khidmat itu berlangsung di kediaman Ewa Polano, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, 16 Desember 2010. Bersama dua ratus hadirin, Polano dan masyarakat Swedia yang berdomisili di Jakarta merayakan suatu tradisi menyambut Natal.
Di Swedia, tradisi itu disebut perayaan Santa Lucia, atau disingkat "Perayaan Lucia." Menurut berbagai referensi, Lucia merupakan seorang perempuan di Sicilia, Italia, yang hidup di akhir abad ke-3. Berasal dari keluarga kaya, Lucia mendedikasikan dirinya membantu kaum miskin dan tidak mau dinikahkan paksa demi membaktikan diri kepada Tuhan. Lucia akhirnya dikenang sebagai tokoh suci.
"Tradisi ini untuk mengenang seorang tokoh suci dari Sicilia bernama Lucia. Dia hadir di tengah kegelapan di musim dingin sebagai simbol cahaya dan kekuatan yang baik di dalam hidup,"kata Polano.
Maka, dalam perayaan tahunan itu, Lucia disimbolkan sebagai perempuan bergaun putih dengan mengenakan mahkota lilin di kepala. Dia diikuti sejumlah pendamping perempuan (tarnor) dan laki-laki (stjärngossar). Sama-sama mengenakan baju putih, para tarnor mengenakan ikat kepala sedangkan yang laki-laki memakai topi kerucut dengan hiasan logo bintang.
"Mereka bernyanyi lagu-lagu pujian untuk Lucia. Mereka selanjutnya membawa berbagai bingkisan berupa kopi, roti khas Swedia (lussekatter) dan biskuit jahe," kata Polano.
Di Swedia, prosesi itu umum diadakan di berbagai tempat, seperti di rumah, sekolah, kantor, rumah sakit dan gereja. "Setelah mendengar kidung, mereka tidak langsung pulang, namun bercengkerama sambil menikmati hidangan-hidangan khas negeri kami, seperti arak glogg-wine, roti lussekatter dan biskuit jahe, serta makanan tradisional lain" kata Polano.
Tradisi perayaan Santa Lucia ini tidak hanya di Swedia, namun juga di sejumlah negara Eropa lainnya. Perayaan ini umumnya berlangsung setiap tanggal 13 Desember.
Tradisi perayaan Santa Lucia ini tidak hanya di Swedia, namun juga di sejumlah negara Eropa lainnya. Perayaan ini umumnya berlangsung setiap tanggal 13 Desember.
Banyak orang Swedia percaya, tanggal 13 Desember memiliki malam yang paling panjang dan paling gelap di sepanjang tahun. Itulah sebabnya tanggal 13 Desember malam dianggap waktu yang tepat untuk menghadirkan "Santa Lucia."
"Kendati jauh dari kampung halaman, perayaan tradisi di Jakarta ini tidak kalah meriah," kata Polano. Perayaan di Jakarta tahun ini didukung delapan perusahaan Swedia, yaitu Celsiunator, Ericsson, Lux, North Sea Boats, SKF, Nordfinans, Wärtsila and CombiBox.
"Kendati jauh dari kampung halaman, perayaan tradisi di Jakarta ini tidak kalah meriah," kata Polano. Perayaan di Jakarta tahun ini didukung delapan perusahaan Swedia, yaitu Celsiunator, Ericsson, Lux, North Sea Boats, SKF, Nordfinans, Wärtsila and CombiBox.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar